Thursday, April 16, 2020

Aku Jatuh Hati Kepadamu Setiap Hari



“Aku jatuh hati kepadamu setiap hari” ucapku berbisik di telingamu. Angin berhembus pelan. Menggoyangkan anak-anak rambutmu.

“Haruskah setiap hari?” tanyamu kemudian. Aku menggangguk.

“Harus” jawabku. “Aku harus jatuh hati kepadamu setiap hari. Agar kelak jika kita telah tua dan aku hanya bisa terbaring di atas kasur, setidaknya aku masih punya satu kewajiban: mencintaimu” hening setelah itu. Semesta seolah mendengarkan dengan khidmat percakapan kita. Tak mau mengganggu dengan angin keras atau suara jangkrik. Aku menatap ke arahmu. Garis senyum di wajahmu adalah lengkung sempurna serupa pelangi.

Aku beruntung. Dua kata yang paling tepat untuk menggambarkan aku saat ini. Aku menemukan lautan tenang pada dalam tatapmu. Jantungku berdegup kencang tatkala aku mengetahui bahwa satu-satunya orang yang kau izinkan untuk menyelaminya adalah aku.

“Bagaimana kamu akan mencintaiku setiap hari jika kamu saat tua hanya bisa terbaring di atas kasur?” tanyamu serius sembari mengangkat alis kananmu.

“Kita akan berpetualang”

“Maksudmu?” kamu penasaran.

“Aku akan mengajakmu kembali pada masa awal kita bertemu. Di toko buku. Kita mencari satu buku yang sama kala itu. Namun buku yang tersisa hanya 1. Aku mengalah. Membiarkanmu memilikinya meskipun aku sangat ingin membaca buku tersebut saat itu. Karena merasa tak enak, kamu berjanji akan meminjamkannya begitu selesai membaca. Aku mengangguk. Kita bertukar nomor telfon setelahnya. Dengan mengalah, ternyata aku memenangkan hatimu” Kamu tertawa. Diikuti olehku.

“Kita akan berpetualang ke banyak kenangan saat kita tak bisa lagi melakukan apa-apa. Aku berjanji akan mengingatnya dengan baik untukku ceritakan lagi padamu kelak” lanjutku.

“Bagaimana kalau kenangannya telah habis” tanyamu lagi.

“Berarti aku telah pergi. Tenang kembali kepadaNya. Jika saat itu tiba, ketahuilah bahwa jeda antara kita berpisah hingga bertemu lagi adalah waktu yang akan sangat membosankan”

“Setelah kita bertemu lagi, apa kita akan jatuh cinta lagi?”

“Tentu. Masih setiap hari. Sebab denganmu, aku tak ingin hanya di dunia saja”

“Tapi, apa kamu juga akan mencintaiku setiap hari?” tanyaku kemudian.

“Tidak” jawabmu singkat. Aku menoleh aneh. “Aku akan mencintaimu setiap detik” tutupmu.

Aku beruntung. Dua kata yang sangat tepat ketika mengetahui bahwa kamu juga mencintaiku. Aku menemukan angka yang menggenapiku, aku menemukan arah mata anginku hingga aku tak perlu takut lagi tersesat, aku menemukan penenang dari debar jantungku hingga aku tak perlu takut lagi saat cemas, aku menemukan pelukmu yang lebih menenagkan dari suara debur ombak pagi hari. Aku beruntung. Aku menemukanmu. Kita menemukan akhir dari pencarian. Kita beruntung.
Share: