Sunday, August 2, 2020

Kau Adalah Apa yang Hatiku Pilih



Aku ingin jujur.
Sekali ini saja. Sebelum akhirnya aku akan pergi dan tak akan pernah kembali melihatmu.
Begini.
Aku kalah lagi. Kali ini oleh cinta yang ingin kumenangkan.
Banyak harap jatuh tanpa tapi.
Mengabaikan rasa.
Mengabaikan cinta yang perlahan aku tunjukkan.
Berdalih aku terlambat.
Padahal kau yang memang tak ingin melangkah bersamaku.
Cinta sebesar apa yang berhasil membawamu pergi?
Atau bual seperti apa yang buatmu berhasil mengabaikan?
Janji sehebat apa pula yang kemudian menghancurkan perahu yang tengah kusiapkan untuk kita berlayar bersama.
Tidak.
Aku sedang tidak menyalahkan pilihanmu.
Pergilah, lalu bahagialah.
Kelak kau juga akan tergantikan.
Aku hanya perlu waktu untuk kemudian bangkit dan melangkah.
Meski entah berapa lama.
Entah pula butuh berapa banyak lagi pura-pura.
Sebab bagian terbaik dari jatuh cinta adalah memiliki.
Dan aku kira, tak ada yang mampu langsung kembali setelah gagal memiliki.
Haruslah tertatih dahulu.
Apalagi kau adalah apa yang hatiku pilih, meski aku bukan apa yang ingin kau miliki.
Sudah.
Jujurku sudah.
Selamat tinggal, luka.

Share: