Thursday, May 29, 2014

Sebuah Pesan

Kita tertawa lepas disenja itu. Diujung cakrawala sana burung-burung berterbangan seolah cemburu melihat kita memadu kasih. Sesekali sapuan ombak sampai diujung kaki kita. Aku mendengarkan dengan baik setiap cerita yang keluar dari bibirmu waktu itu, sebelum akhirnya aku terbangun dan menyadari bahwa semuannya hanya mimpi.

Sejak kapan mimpi jadi penghapus rindu? Sejak aku kehilangan dirimu.

Lagi-lagi aku memimpikan kamu, Nona. Sejak pertemuan terakhir itu engkau selalu hadir menghiasi tidurku. Entah apa arti dari semua ini. Apa hanya dengan cara ini aku bisa melihatmu lagi? Apa hanya dengan cara ini aku bisa berbicara denganmu lagi? Atau ini jawaban dari Tuhan atas doa-doaku yang selalu meminta untuk dipertemukan denganmu kembali? Entahlah. Aku hanya bisa menikmati setiap mimpiku tentangmu.  Tapi konon katanya jika kita memimpikan seseorang maka orang itu juga memimpikan kita. Benarkah itu, Nona? Apa kamu juga memimpikan aku? Ahh tidak tidak. Aku tidak akan berharap sejauh itu. Jika kamu masih mengingatku saja itu sudah cukup.

Boleh aku bercerita? Sejak kita mulai menjauh satu sama lain, aku mulai merasakan betapa berharganya waktu yang kubuang percuma kala itu. Menyadari betapa bodohnya aku saat mengabaikanmu. Kini yang tersisa hanya sesal. Aku seolah berjalan sendiri di dalam labirin penyesalan, berusaha mencari jalan keluar tapi yang kudapat hanyalah kebuntuan.

Sekarang kita sudah lama tak bertatap mata, alih-alih waktu akan menghapus kamu dari ingatanku, ia malah membawa rindu yang kian dahsyat merasuk kalbu.

Aku disini sekarang, disuatu tempat dimana aku pernah mengenalmu, tempat dimana aku pernah melihatmu tertawa, dan tempat dimana aku pernah melihat senyuman seorang bidadari.


Nona, jangan pernah lelah hadir di dalam mimpiku ya.
Share:

Saturday, May 10, 2014

Dare To Dream

“Emak! Pokoknya Asep mau ke Inggris. TITIK!”
“Ke Inggris mata lo! Beli beras aje susah. Udah pergi sono bantuin Babe lo di sawah”

Asep terdiam. Dia hanya menuruti perintah Emaknya. Namun di hatinya yang paling dalam, Asep tetap ingin menggapai mimpinya yaitu pergi ke Inggris. Tapi bagaimana caranya?

Nah itu tadi cuma secuil pembukaan aja. Cuma fiktif belaka kok. Tapi yang jelas Asep dan saya mempunyai mimpi yang sama? Apa itu? Yap! pergi ke INGGRIS.

Entah kenapa dari dulu saya sangat tertarik sama negeri satu ini. Mungkin ini akibat pelajaran Bahasa Inggris. Iya, mungkin kalo pas SD dulu diajarkan bahasa Jerman, bisa saja saya lebih tertarik ke Jerman. Ahh sudahlah.

Ohiya, saya ada hadiah sedikit nih. Karena mau foto langsung kesana belum kesampaian, jadinya iseng edit-edit foto gini. hehehee
Ini ceritanya selfie di depan Big Ben :D
yang ini abis nelpon foto dulu :D

Nahh jadi sebenarnya kenapa saya sangat ingin ke Inggris? Pertama karena saya suka sepakbolanya. Hehehe. Sebagai salah satu pecinta sepakbola, sangat sangat mengagumi sepakbola di Inggris. Terutama Liga Inggris yang – katanya – sebagai Liga terbaik di dunia. Nggak usah dibandingin deh sama yang di Indonesia. Kalah jauhhhhhhh. Semoga nanti saya bisa duduk di salah satu tribun penonton di stadion Wembley. Amin..

Alasan kedua adalah karena saya terinspirasi dari buku nya Ahmad Fuadi. Yap, setelah saya membaca novel trilogi Negeri 5 Menara beliau, saya sadar bahwa tidak ada alasan untuk tidak mempunyai mimpi yang besar. Beliau yang dulunya bisa dikatakan (maaf) orang yang tidak punya, bisa mewujudkan mimpinya untuk kuliah di Amerika. Nahh saya tertantang. Saya juga bukan berasal dari keluarga yang kaya. Tapi saya tidak takut bermimpi untuk ke Inggris. Siapa tau bisa sama seperti bang Ahmad Fuadi, tinggal di luar negeri bersama wanita tercinta. Iya, itu kamu, ****. hahahahaaa

Alasan ketiga sebenarnya sangat simple, yaitu karena saya ingin merasakan salju. Hahaha agak absurd ya. Tapi memang ini kenyataannya. Dari dulu saya sangat penasaran bagaimana rasanya memegang salju, merasakan dinginnya salju yang menempel di lidah, dan lempar-lemparan bola salju. Liat orang Eropa pas musim salju mulutnnya kalo ngomong ngeluarin asap gitu kesannya keren banget. Hahahaa.

Bicara kapan target kesana, saya sudah menghitungnya jauh-jauh hari. Beruntungnya saya masih muda sekarang. Umur 18 tahun ini kan saya bakal lulus SMA nih (AMINNN), dan terus kuliah yang saya targetkan paling lama 5 tahun. Jadi saat lulus kuliah umur saya masih 23 tahunan lah. Saat itulah masa produktifnya mencari duit. Kerja-gajian-tabung, kerja-gajian-tabung-dst.... Setelah duitnya terasa cukup, tanggal 7 Januari 2025 saya HARUS berangkat ke Inggris. InsyaAllah. Masih lama ya? Yahh nggak apa-apa deh. Daripada cepet-cepet terus pas nyampe di Inggris duitnya capet abis juga karna belum cukup. Heheheee.

Untuk menggapai mimpi saya itu,  tentunya saya tidak boleh berdiam diri dan cuma berharap dong. Apa yang harus dilakukan? Usaha, berdoa, dan jangan lupa minta doa orangtua. Yap, point terakhir itu sangat penting. Ingat yaa, dibalik orang yang sukses meraih mimpinya, pasti ada doa orang tua yang menyertai. Selain itu, mungkin sepotong quote ini akan terus menjadi pembakar semangat saya.

“ Bermimpilah setinggi langit, bahkan lebih tinggi lagi. Dan jika seandainya engkau terjatuh, maka engkau akan terjatuh diantara taburan bintang-bintang”

Tapi jika pada akhirnya usaha saya tidak membuahkan hasil dan saya tidak jadi pergi ke Inggris, tentunya saya akan sangat kecewa, sedih, dan marah. Marah kepada siapa? Kepada diri saya sendiri tentunya. Kenapa saya bisa gagal mewujudkan mimpi sementara orang lain tidak? Tapi semoga usaha saya untuk mewujudkan mimpi tidak gagal :)

Btw, lagu The Changcuters yang berjudul London jadi lagu favorit saya loh. Itung-itung nyanyi berbonus doa. Hehehee J

“London....London... ingin ku kesana....”



“I DECLARE, I WILL ACCOMPLISH MY DREAMS”
Share:

Thursday, May 8, 2014

CARA MUDAH MEMAHAMI SOAL TPA PENARIKAN KESIMPULAN

Soal Tes Potensi Akademik (TPA) merupakan salah satu soal yang diujikan dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau SBMPTN. Soal TPA juga sering diujikan dalam Seleksi Masuk Pascasarjana di berbagai Perguruan Tinggi. Dalam Soal TPA juga terdiri dari berbagai jenis soal, yakni Soal Numerik, Tes Verbal, Soal Sinonim atau Antonim, Soal Analogi, Soal Deret Bilangan, Tes Verbal, dan juga yang tidak kalah penting ialah Soal Penalaran.

Khusus untuk Soal Penalaran dalam TPA juga terdiri dari penalaran geometris, penalaran aritmatika, dan juga penalaran penarikan kesimpulan. Untuk soal penarikan kesimpulan memang telah dipelajari dalam kajian Matematika kelas X dulu, akan tetapi hanya sebatas pada Modus Tollens, Silogisme, dan Modus Ponen, namun untuk Soal TPA SBMPTN maupun TPA Seleksi Pascasarjana, ketiga model penrikan kesimpulan digabungkan.

Dalam Soal TPA Penarikan Kesimpulan ada beberapa metode yang sering keluar. Untuk mengerjakan soal TPA secara cepat kita harus tahu terlebih dahulu bagaimana metode dan cara mudah mengerjakannya. Adapun metode yang sering keluar ialah sebagai berikut:

METODE PERTAMA


Contoh Soal:



Semua Laki-laki di Kelas XII IPA 2 berambut Cepak
Sebagian yang berambut Cepak ialah pemain basket
Sebagian pemain basket merupakan idola para wanita
Kesimpulannya?

Cara mudah untuk memahami Soal TPA ialah MENCORET PREMIS YANG SAMA, misalnya seperti dibawah ini:

Pembahasan:
Ingat metode pertama diatas, kita dapat mencoret premis yang sama.
Pernyataan 1: Semua laki-laki di Kelas XII IPA 2 berambut cepak
Pernyataan 2: Sebagian yang berambut Cepak ialah pemain basket
Premis yang sama ialah Berambut Cepak maka kita dapat mencoretnya, maka pernyataannya menjadi:
Semua laki-laki di Kelas XII IPA 2 ialah pemain basket

Pernyataan 3: Sebagian pemain basket merupakan idola para wanita
Premis yang sama ialah Pemain Basket, maka pernyataannya menjadi:

Sebagian laki-laki di Kelas XII IPA 2 merupakan idola para wanita

Untuk Pernyataan SEMUA... bertemu dengan SEBAGIAN... , maka kesimpulannya menjadi SEBAGIAN


METODE KEDUA




Contoh Soal:


Semua Murid XII IPS 4 pandai Ekonomi
Semua yang pandai Ekonomi juga pandai Akuntansi
Narto ialah Murid XII IPS 4                                    
Kesimpulannya?

Pembahasan:

Sama seperti Metode Pertama, kita cari dulu premis yang sama, lalu kita coret. lalu kita ambil sisa pernyataannya tersebut, maka kesimpulannya ialah:
Narto Pandai Akuntansi.

METODE KETIGA





Contoh Soal:


Semua Mahasiswa Sastra Jepang fasih berbahasa Jepang
Orang fasih berbahasa Jepang juga fasih berbahasa Inggris
Orang fasih berbahasa Inggris juga pintar berpidato                 
Kesimpulannya?

Pembahasan:

METODE KEEMPAT




Contoh Soal:


Semua Mahasiswa Manajemen paham Manajemen Pemasaran

Sebagian Mahasiswa Universitas Bogor merupakan Mahasiswa Manajemen      
Kesimpulannya?


METODE KELIMA




Contoh Soal:


Mahasiswa Teknik Komputer ahli dalam merakit komputer dan Membuat Program
Sebagian Mahasiswa Universitas Bogor bukan Mahasiswa Teknik Komputer    
Kesimpulannya?

METODE KEENAM




Contoh Soal:


Ani ialah Murid SMK Panca Indera
Sebagian Murid kelas XII bukan Murid SMK Panca Indera
Kesimpulannya?

METODE KETUJUH




Contoh Soal:


Semua Siswa XII TKJ ahli Merancang Jaringan
Sebagian Siswa kelas XII TKJ ahli dalam Program Javascript
Kesimpulannya?

  METODE KEDELAPAN




Contoh Soal:


Tidak ada Murid XII Akuntansi yang fasih berbahasa Jerman
Semua Mahasiswa Akuntansi merupakan Murid XII Akuntansi
Kesimpulannya?


Dari metode diatasmemang tidak semua ada di soal TPA, namun terkadang juga soal TPA menggunakan metode-metode seperti diatas, oleh karena itu kita harus paham bagaimana metode penarikan kesimpulan yang diterapkan dalam TPA. Selain itu yang lebih terpenting ialah JANGAN SEKALI-KALI MENGHAFAL METODE DIATAS, karena hal ini dpaat menghambat kita dalam mengerjakan soal TPA nantinya, akan lebih baik apabila kita paham mengenai metode tersebut.

Sekian tulisan tentang Cara Mudah Memahami Soal TPA Penarikan Kesimpulan, mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dalam penyajian materi, mohon kritiknya apabila ada kekurangan.

Terimakasih telah berkunjung, semoga membantu dan semoga LULUS SBMPTN.


Source: ikubarunovryan.blogspot.com/2014/03/cara-mudah-memahami-soal-tpa-penarikan.html
Share:

Tuesday, May 6, 2014

Hujan

Hujan hari ini membawaku rindu kepada satu nama.

Menyusup lembut ke fikiran membawa berjuta kenangan yang kian memburam.

Melengkungkan senyum tipis di bibir ketika mengingatnya kembali.

Aku disini, duduk termangu mengeja kata ditemani rintik hujan yang membawa dingin. Menuangkan segala emosiku kedalam secarik kertas.

Aku disini, berharap hujan yang membawa sejuk dapat menemaniku mengabadikan namumu lewat sajak-sajak nan indah.

Apa kabar kamu? Masihkah engkau menyukai hujan?

Aku ingat ketika dahulu kita berjalan di bibir pantai. Menikmati sapuhan lembut buih-buih ombak yang menampar kaki kita. Saat itu awan senja yang menguning tiba-tiba berubah menjadi hitam pekat yang kemudian memuntahkan butiran hujan. Aku segera menarik tanganmu untuk mencari tempat berteduh, namun sambil tersenyum engkau menolaknya. Engkau malah mengajakku bermain bersama bulir hujan. Menikmati tetesan air hujan yang menimpa wajah ketika kepala kita mendongak keatas.

Sekarang semua kenangan itu kembali. Terseok-seok pelan namun dengan pasti membawa kerinduan. Perih mengingatnya lagi namun hati yang tanpa letih tetap meletakkan harapan. 
Akankah tanganku merangkulmu lagi, Nona?

Apa kabar kamu? Masihkah engkau menyukai hujan?

Izinkanlah aku menjadi hujan, menyejukkan jiwamu saat amarah menguasai batinmu.

Izinkanlah aku menjadi hujan, membasahi hatimu yang kering kerontang dengan butiran kasih sayang yang akan kutetesi tanpa henti.

Izinkanlah aku menjadi hujan, menemanimu dikala mengadu sendu, kemudian menghadirkan pelangi untukmu.


Apa kabar kamu? Masihkan engkau menyukai hujan tapi tidak dengan gemuruhnya?
Share:

Thursday, May 1, 2014

666

“Tolong cari kepalaku...”

Nia segera menghapus pesan singkat itu. Sekarang sekujur tubuhnya gemetaran, teriakannya tertahan di tenggorokan,  kakinya susah untuk melangkah seolah dirantai, membuatnya seakan ‘lumpuh’ untuk sesaat. Entah sudah berapa banyak dia menerima pesan singkat yang isinya selalu seperti itu.

Nia dan keluarganya baru saja pindah rumah. Sebuah rumah di pinggiran kota menjadi tempat baru mereka saat ini. Rumah bertingkat dua dengan pagar berwarna biru itu semakin terlihat elegan dengan pohon cemara mengapit di sisi kiri dan kanannya. Namun keelokan rumah itu berbanding terbalik dengan kejadian-kejadian aneh yang sering terjadi disana. Iya, terutama Nia, dia adalah orang yang paling sering diganggu oleh sosok-sosok misterius rumah itu.

Kejadiannya bermula saat Nia mendapatkan sebuah pesan singkat dari nomor yang sangat aneh, yaitu 666. Pesan tersebut berisi:

“Saya adalah korban mutilasi dari paman saya sendiri. Tubuh saya saat ini belum ditemukan seutuhnya. Tolong bantu saya mencari keberadaan kepala saya”

Awalnya Nia tidak percaya dengan pesan singkat ini. Ahh paling hoax, batinnya. Namun melihat sumber pengirim pesan tersebut, Nia seakan dibuatnya percaya. 666 memang terkenal sebagai simbol setan. Mungkinkah ini cuma hoax?

Sore itu Nia baru saja pulang sekolah. Pulang sore hari adalah rutinitas bagi anak kelas 9 smp seperti Nia. Hari ini hanya Nia sendirian dirumah, kedua orang tuanya pulang agak larut karena lembur. Singkat cerita, untuk melepaskan lelahnya, Nia memutuskan menonton tv sejenak. Lepas beberapa menit ia menonton tv, ponsel Nia berbunyi menandakan ada pesan masuk. Ia segera mengambil ponselnya yang terletak tepat disebelahnya.

“Tolong cari kepalaku sekarang...”

Jantung Nia berdegup sekerasnya seolah hendak lepas. Bulu kuduknya berdiri hebat. Wajahnya yang merah merona seketika berubah pucat pasi. Itu adalah pesan singkat dari nomor 666. Lagi-lagi dia memberi teror kepada Nia. Walaupun setiap hari mendapatkan pesan singkat itu, tetap saja Nia dibuatnya merinding. Apalagi sekarang Nia sendirian dirumahnya.

Nia belum beranjak dari tempat duduknya. Ia mencoba menenangkan diri dengan menarik nafas panjang-panjang dan berharap tak terjadi hal-hal yang mistis.

DAAARRRR!!!

Suara benturan keras dari arah kamar Nia membuatnya kaget bukan kepalang. Ketakutannya semakin menjadi. Teriakannya meminta tolong kepada kedua orangtuanya seolah tak berarti. Nia benar-benar sendirian. Temannya hanyalah rasa takutnya.

Ia sempat bimbang harus berbuat apa, kemudian dengan sedikit sisa keberanian Nia memberanikan diri untuk melihat kamarnya. Selangkah demi selangkah ia jalan hingga sampai di depan pintu kamarnya yang tertutup. Dibukanya perlahan pintu itu dannn alangkah terkejutnya Nia ketika melihat isi kamarnya saat itu. Tepat disamping tempat tidurnya ada seseorang dengan pakaian serba putih namun tanpa kepala. Sosok itu hanya terdiam kaku. Lalu tangannya yang berlumuran darah menunjuk kearah Nia dan mengisyaratkan dia untuk mendekat. Tentu saja Nia tak berani. Melihatnya dari jauh saja sudah menakutkan. Tanpa pikir panjang, sembari teriak memanggil kedua orang tuanya, Nia dengan cepat berlari menuju kearah dapur.

Nia masih shock. Kejadian tersebut benar-benar membuatnya ketakutan. Ia tak tahu harus berbuat apa. Kakinya gemetaran saat ia berdiri di sudut dapur. Mulutnya terus merapalkan doa, sembari berharap kedua orangtuanya cepat pulang. Tuhan lindungi aku. Ucap gadis berusia 15 tahun ini.
Tiba-tiba....

DAARRRR!!!

Sebuah kepala manusia jatuh di depan Nia. Kepala itu berlumuran darah. Mulutnya yang menganga juga mengeluarkan darah kental yang mengotori lantai. Matanya yang besar menatap tajam kearah Nia. Nia hanya memicingkan matanya. Ia mencoba menyingkir dari tempat itu hingga kemudian berhasil dan dia lari sekencangnya mencari pintu keluar. Namun naasnya, belum lagi sampai di dekat pintu keluar, Nia tersandung oleh kakinya sendiri hingga menyebabkan ia terjatuh. Kepalanya membentur lantai dengan keras. Nia terkejut dan seketika bangun dari tidurnya.

Ahh mimpi buruk lagi. Ucap Nia sembari mengelap keningnya yang penuh dengan peluh. Ternyata Nia hanya mimpi. Ia terlelap saat menonton tv tadi. Entah kenapa sejak pindah ke rumah ini, Nia memang sering mengalami mimpi buruk. Anehnya lagi setiap mimpi buruk, sosok hantu tanpa kepala itu pasti selalu ada. Doa tidur yang ia bacakan seolah tak mampu untuk menghalang sosok itu masuk ke mimpinya.

Tak lama kemudian ponsel Nia bervibrasi menandakan ada pesan yang masuk. Diambilnya ponsel yang berwarna hitam yang berada tepat disampingnya. Dengan perlahan ia membaca teks pesan tersebut.

“Tolong cari kepalaku sekarang...”

Pesan itu berasal dari nomor 666!


DEEEGGGG!!!
Share: