Tuesday, November 3, 2015

Temui Aku Senja Esok

Tadi malam kita bertemu lagi pada sebuah mimpi. Kita bertemu. Tak lama. Dan memang tak pernah lama. Diantara pertemuan singkat itu, tak ada kata yang terucap. Aku, hanya diam memandangimu. Diamku bukan karena bisu. Hanya saja aku terpaku pada ketidakberdayaanku. Pun kamu, hanya diam memandangiku yang sudah kaku. Mungkin kita diam untuk saling memberikan ruang. Ruang yang disesaki oleh banyak kenangan, ruang yang mengingatkan lagi bahwa dalam cinta, kita pernah sama-sama menang. Sesekali kamu memandangi sebuah arloji yang ada tepat di belakangku. Hingga akhirnya, entah pada detik keberapa, kamu pergi.

Aku terbangun. Tersenyum dan kemudian berterimakasih pada malam. Malam terlalu baik hingga tak jarang ia menemukan kita berdua didalam mimpi. Tapi, kadang malam juga terlalu jahat. Ia meninggalkanku sendiri bersama sunyi. Bersama gugusan rasi yang seolah menertawai. Bersama sepi yang enggan menepi. Membuatku memikirkanmu hingga pagi lagi.

Masih banyak pertanyaan yang engkau tinggalkan di mimpi tadi. Mengapa tak terdengar suaramu menyapaku lagi? Mengapa tak terlihat raut senyum di wajahmu? Mengapa seolah-olah kamu menjauh? Ah tapi aku juga bodoh. Mengapa tak kusapa kamu duluan, kemudian kita berbicara tentang kita di masa depan. Mengapa tak kubuat kamu tersenyum lagi, hingga hilang sedih-sedihmu. Mengapa aku tak mendekatimu, merangkul tanganmu dan memberikan sebuah kekuatan untuk menghadapi rintangan bersama.

Aku ingin bertemu. Membicarakan semua yang masih tertinggal diantara kita. Agar akhirnya aku dan kamu bisa mengerti bahwa mencintai adalah sebaik-baiknya cara untuk berbagi. Karena di dalam cinta, aku dan kamu adalah satu. Maka, agar tak banyak lagi tanya yang menyisa, aku menyiapkan satu waktu untuk bertemu denganmu. Waktu dimana mentari pulang memeluk bumi dan kelam mulai merangkul langit. Diwaktu senja.

Temui aku senja esok.
Diantara jingga yang mulai menapak langit. Diantara kepakan sayap burung yang memukuli udara. Temui aku. Akan aku ceritakan padamu tentang aku yang tak pernah lelah jatuh cinta kepadamu. Dari temu pertama hingga kelak. Kelak yang kuartikan selamanya.

Temui aku senja esok.
Di tempat pertama aku menatapmu. Di tempat aku mulai menjadi pecandu akan senyum di raut wajahmu. Temui aku. Akan aku ceritakan bagaimana aku melawati malam dengan melukiskan dirimu dalam sajak-sajak. Kemudian kurapalkan namamu dalam bait doa sebelum tidur. Hingga akhirnya kita bertemu, dalam sebuah mimpi yang telah kusiapkan.

Temui aku senja esok.
Diantara detak jantungku yang lebih cepat dari waktu. Diantara senja yang menyatu bersama rindu. Temui aku. Akan aku ceritakan bagaimana aku merindu akan dirimu. Lalu, aku ceritakan pula bagaimana aku mengenang tiap-tiap cerita kita dulu. Tentang kita yang pernah sama-sama tak ingin menjauh.

Temui aku senja esok.
Senja esok yang akan menjadi saksi bahwa diantara aku dan kamu, masih ada rasa untuk saling memiliki. Senja yang didalam biasnya kita lukis dengan banyak cerita dan cinta.

Temui aku senja esok.
Temui saja. Meski aku dan kamu telah bersekat pada dimensi berbeda.

Untuk kamu, yang telah 40 hari menjadi bidadari di surga.
Aku rindu.


P.S: Surat ini aku letakkan tepat diatas batu nisanmu. Semoga ada malaikat baik yang membacakannya untukmu.
Share:

Friday, October 9, 2015

Jatuh Cinta Tak Pernah Direncanakan

Untuk kamu, yang hatinya ingin kumiliki.

Apa kamu pernah merencanakan untuk jatuh cinta? Sekali saja? Kepada siapapun itu. Pernah? Kalau tidak, berarti aku benar. Jatuh cinta tak pernah bisa direncanakan.

Dulu, aku tak pernah sedikitpun berfikir untuk jatuh cinta kepadamu. Hanya mengetahuimu saja sudah cukup bagiku kala itu. Tak lebih. Dan aku memang tak berharap lebih. Itu dulu. Namun soal hati siapa yang tahu. Perasaan yang biasa-biasa saja itu berubah tak lama setelah kita menjauh.

Aku mulai mencintaimu. Entah sejak kapan tepatnya. Tapi bagiku itu adalah hal yang terbaik dalam hidup. Kenapa? Karena engkau memang pantas untuk dicintai. Maka tak heran banyak yang jatuh cinta kepadamu. Aku salah satunya. Tapi aku belum mau bilang ke kamu. Nanti saja. Tunggu aku sudah pantas untuk kamu. Tunggu aku memang layak untuk kau miliki. Tunggu aku memang pantas untuk mendapatkan hati seorang bidadari. Kapan? Nanti. Sabar dulu.

Aku gak mau asal bilang cinta. Bukan apa-apa. Aku sudah cukup dewasa, pun kamu. Kita sudah bukan remaja alay yang dengan mudah terjebak cinta semu. Tiba-tiba saja cinta eh tiba-tiba juga putus. Percuma. Ngabisin waktu. Nanti deh aku tunjukin sama kamu bagaimana cinta itu yang sebenarnya. Cinta yang berkualitas. Cinta yang memang pantas untuk disebut sebagai cinta. Cinta yang tak pernah menuntut kesempurnaan, tapi cinta yang melengkapi kekurangan.

Aku tak pernah berencana untuk mencintaimu. Kalaupun aku berencana, mungkin aku akan berencana untuk jatuh cinta kepada Raisa, Pevita, atau Dian Sastro. Kenapa enggak? Toh cuma rencana. Gagal gak masalah. Masih ada Chelsea Islan.

Aneh mungkin. Kamu, yang tak pernah masuk dalam rencanaku, tiba-tiba saja aku cintai begitu dalam. Tiba-tiba saja aku cintai sepenuh hati. Tiba-tiba saja aku cintai sampai kini. Ahh jatuh cinta memang seperti itu. Kamu, nih, ya, aku kasih tau, kalau ada orang yang bilang mencintai kamu, tanya dulu itu rencananya apa bukan. Bukan apa-apa, belajar deh dari yang namanya perjalanan. Banyak kan suatu perjalanan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari tapi ujung-ujungnya malah batal. Nggak jadi. Iya kan? Nah coba lihat juga berapa banyak sebuah perjalanan yang tak direncanakan sedikitpun tapi berakhir lebih mengaesankan. Pasti lebih menarik kan daripada yang direncanakan sekalipun? Iya. Tapi kalo yang bilang cinta ke kamu itu aku, gak usah ditanya lagi. Itu bukan rencana. Itu keputusan. Ingat keputusan itu mutlak. Kalo rencana bisa berubah, bahkan bisa gagal. Hehehe.

Untuk kamu.
Aku punya hati. Tak banyak. Hanya satu. Aku ingin memberikannya kepada seseorang. Entah kepada siapa. Kamu mau? Mau aja deh. Karena aku juga mau kamu. Jadi, buat kamu, coba deh jatuh cinta sama aku. Gak usah direncanakan. Sama kayak aku. kita jatuh cinta aja tiba-tiba. Terus kita jalani hari-harinya. Aku tak banyak memberikan hal-hal yang romantis mungkin, tapi yakinlah kalau semua akan berjalan indah.

Tenang aja kok. mungkin kalau kelak kita bersama, aku tak banyak memberikan kejutan romantis buat kamu. Aku terlalu kaku buat itu. Tapi kita bisa ganti dengan cara lain kok. Dengan cara yang lebih menyenangkan. Dengan cara yang hanya aku dan kamu yang pernah melakukannya di dunia ini. Mungkin aja. Kita bisa memancing di planet Mars kalo kamu mau. Atau mungkin kalau kamu tertarik, kita bisa menghitung jumlah roket yang meluncur di jalur Gaza. Gimana? Lebih asyik kan?

Nikmati saja caraku mencintaimu. Tak sesempurna yang kamu bayangkan mungkin, banyak kekurangan, tapi aku mencintaimu apa adanya. Dengan caraku. Karena cinta yang sesungguhnya tak menuntut kesempurnaan. Ia hanya butuh kasih sayang, yang dijubahi kesetiaan.

Jadi,
Jangan marah kalau aku mencintaimu
Jangan tanya kenapa aku mencintaimu
Jangan pula tanya sejak kapan aku mencintaimu
Karena jatuh cinta tak pernah direncanakan. Ia jatuh begitu saja. 
Kehatimu
Sejak dulu
Hingga kini
Dan entah sampai kapan.
Share:

Thursday, July 16, 2015

Pulang adalah Menang

Setelah hampir setahun merantau di Bandung, akhirnya mimpi untuk segera pulang ke kampung halaman terwujud. Pulang adalah sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu bagi semua perantau di segala penjuru.

Ada banyak pelajaran yang didapat dari sebuah kata yang dieja merantau. Saat kamu merantau, tidak peduli betapa indahnya kota tempatmu pergi, kesederhanaan akan kota kelahiranmu jauh lebih mewah daripada semuanya. Saat kamu merantau, tidak peduli betapa enak kuliner yang kamu makan disana, masakan ibu yang dimasak dengan penuh cinta adalah masakan terlezat di dunia. Saat kamu merantau, ada banyak hal-hal baru yang kamu lakukan bersama kepala-kepala baru, tapi melakukan hal-hal lama bersama teman-teman lama membuatmu lebih bahagia. Kebahagiaan sederhana yang sudah mulai sulit dirasakan.

Saat pertama sampai ke rumah, satu yang saya cari-cari adalah Asrul Gonzales. Bagi yang belum kenal siapa itu Asrul Gonzales bisa baca disini. Ada kerinduan yang sangat dahsyat dengan kucing kesayangan yang satu ini. Caelah. Kangen main bareng, kangen dicakar beliau, kangen liat dia tidur sambil menjulurkan lidah hahahaa. Setahun ditinggal pergi, Asrul mengalami perubahan yang pesat terutama dari tubuhnya. Otot bisep dan trisepnya terlihat lebih gagah dibalik bulu-bulunya yang halus. Ia sudah mulai tumbuh menjadi kucing remaja dengan ketampanan memikat. Tapi ada satu hal yang tidak berubah, ia tetap suka makan wafer coklat.

Selain Asrul, ada satu tempat yang juga saya rindukan selama merantau. Tempat merenung, tempat bermimpi menjadi orang hebat, tempat cita-cita dan harapan mulai tumbuh, tempat mencari ketenangan. Bukan, saya tidak merindukan toilet. Saya merindukan kamar tidur. Kamar tidur yang bau nya khas, bau baygon semprot. Maklum banyak nyamuk. Cukup lama ditinggal, ada banyak barang-barang yang “semi-berguna” yang menumpuk di kamar saya, mulai dari mainan waktu kecil, komputer rusak, printer rusak, piano rusak, radio rusak, dan tumpukan buku-buku. Entahlah ini kamar atau gudang.

Di kamar, saya punya satu benda kesayangan. Benda yang sudah ada sejak masih SD, benda yang selalu ada menemani, benda yang tak pernah mengeluh karena tak tahu caranya mengeluh. Bantal guling. Saking lamanya dipake, bantal guling ini sudah kempes, dekil, dan tak layaknya bantal guling lagi. Tapi tetap enak dipeluk. Dari dulu sebenarnya  sudah ada wacana mau diganti tapi saya nggak pernah mau. Buat apa diganti kalo dengan yang lama kita sudah nyaman? Saat ini bantal guling malang itu sudah terletak di gudang. Berdebu, tak terurus, dan tak pernah dipeluk lagi. Rest in peace.

Sekarang adalah waktunya menikmati kehangatan rumah. Menikmati setiap sudutnya yang dipenuhi dengan cinta. Karena rumah adalah sebaik-baiknya tempat untuk pulang setelah berlelah-lelah menapaki jalan baru. Melepaskan semua rutinitas, melupakan semua tugas, dan memulai semua aktifitas dengan bebas. Rumah selalu mempunyai daya magis untuk dirindukan setiap saat.


Pulang adalah menang. Menang melawan rindu yang telah lama menderu. Selamat berlibur!
Share:

Friday, June 26, 2015

Maaf Aku Melepaskanmu

Dulu, saat kita masih bersama, ada banyak keceriaan yang tercipta setiap harinya. Dari pagi, petang, hingga malam, aku dan kamu selalu menemukan cara untuk ceria.

Dulu, saat kita saling memiliki satu sama lain, aku tak pernah sepi menghadapi hari-hari. Saat aku bosan, kamu dengan sabar menemaniku. Membuatku hidup lagi layaknya gersang menemui hujan.

Dulu, saat kita tak pernah jauh, aku merasa itulah saat terbaik bersamamu. Aku melihat dunia melaluimu. Melalui kebaikanmu.

Kata orang, cinta itu adalah tentang bagaimana kita saling melengkapi satu sama lain. Tapi bagiku, cinta bukan hanya tentang saling melengkapi. Lebih dari itu, cinta juga mengajarkan bagaimana cara terbaik untuk berpisah.

Saat pertama menemukanmu, aku langsung jatuh hati kala itu. Kagum pada kemampuanmu, terpikat pada magismu. Memang banyak yang aku temui, tapi akhirnya pilihan jatuh kepadamu. Saat itu—saat mulai memilikimu—aku mulai merasakan kebahagiaan tiap harinya. Bersamamu, aku melihat dunia dengan mudah. Karenamu, semuanya menjadi lebih indah.

Dan benar saja, putusanku untuk memilihmu tak pernah salah. Kita bertemu untuk saling melengkapi. Aku tanpa kamu hanyalah hampa. Kamu tanpa aku pun hampa. Setahun lebih kita saling bersama. Aku mencintaimu dengan sepenuh hati. Tanpa henti dan pamrih, aku mencintaimu tak bertepi. Hingga hidup menemui mati.

Sekarang semuanya telah berakhir. Kita—atau lebih tepatnya aku—memutuskan untuk tak lagi bersamamu. Berat memang. Tapi seperti kataku, cinta juga mengajarkan cara terbaik untuk berpisah. Mungkin inilah cara yang terbaik itu. Kita memang ditakdirkan bersama, tapi kita juga ditakdirkan untuk berpisah setelah kebersamaan itu. Merelakanmu untuk bahagia bersama yang lain adalah bentuk cintaku yang baru kepadamu. Sulit untuk melepaskanmu yang telah lama menemani hari-hariku. Sulit juga untuk melupakan setiap goresan kenangan yang dulu pernah kita ukir bersama. Tapi percayalah, ini yang terbaik.

Saat kita jatuh cinta, kita siap untuk mencintai. Tapi saat kita berpisah, kita tak pernah benar-benar siap untuk melupakan. Karena cinta bukan ingatan yang bisa dilupakan, cinta adalah perasaan yang akan sempurna jika ada yang memiliki. Maaf, aku melepaskanmu.


Untukmu, Handphone Samsung yang kemarin aku jual. Aku menjualmu bukan karena aku tak lagi mencintaimu. Aku takut tak merawatmu lagi. Hanya itu. Kamu pantas lebih bahagia dari sekarang. Bahagialah bersama pemilikmu yang baru. Penuhi pintanya. Bahagiakan ia seperti kamu dulu membahagiakanku. Aku akan baik-baik saja. Mungkin sebentar lagi aku akan mendapatkan penggantimu. Handphone baru dengan performa yang lebih yahud. Tapi percayalah, sedikitpun aku tak akan melupakanmu. Maaf kalau aku sering menjatuhkanmu dari atas kasur. Aku tak sengaja. Sumpah.
Share:

Saturday, June 20, 2015

Puasa di Tempat Baru

Puasa tahun ini adalah puasa yang paling beda bagi saya pribadi. Kenapa? Apa karena saya udah bisa puasa full? Atau karena saya udah punya pacar jadi ada yang bangunin sahur? Apa jangan-jangan karena saya puasanya 26 jam? Bukan. Bukan karena itu. Bedanya karena puasa tahun ini adalah puasa pertama saya sebagai anak kos. Yap, rasanya beda. Lebih berwarna meskipun merana. Lebih berkesan meskipun pas-pasan. Yaa walaupun biasanya kita udah sering puasa juga ditanggal tua.

Karena masih baru menjadi anak kos, ada banyak pertanyaan dikepala saya saat mau masuk bulan puasa. Apa ada warteg yang buka pada jam sahur? Kalo nggak ada gimana? Masa saya sahur pake indomie lagi? Terus apa bisa saya bangun jam 3 hanya dengan bantuan alarm hp? Dirumah aja kalo belum ditarik-tarik sama orang tua nggak bakal bangun. Akhirnya pertanyaan-pertanyaan itu terjawab di hari pertama puasa.

Hari pertama puasa, alhamdulillah bangunnya tepat waktu. Ternyata kalo sebelum tidur memang di-niat-kan buat bangun sahur pasti bangunnya gampang kok. Percaya deh buat yang susah bangun. Semua tergantung niat. Habis bangun dan ngebangunin teman-teman kosan, saya dan lima teman kosan lainnya berangkat buat nyari makan sahur. Dan ternyata apa yang saya kira salah. Jam 3 subuh udah banyak banget mahasiswa-mahasiswa yang berkeliaran nyari makan sahur. Dan ternyata banyak juga warteg yang buka. Hampir seluruh lah. Sampe ngantri loh kalo mau beli makannya. Serius. Ini suatu hal yang unik dan menarik bagi saya. Kalo bukan karena iman kita kepada Tuhan, mana mau kan kita keluar subuh-subuh dengan cuaca yang dingin cuma buat nyari makan. Mending tidur sambil selimutan di kamar. Kalo bukan karena iman, bisa aja kita makan diam-diam didalam kamar kos. Toh nggak akan ada yang ngeliat juga kan? Jadi buat anak-anak kos diluar sana yang berpuasa, kita hebat bro hahaha.

Nah pas buka puasa beda lagi. Seperti pada umumnya bulan puasa, pasti banyak dong orang yang jualan ta’jil khas puasa. Bedanya kalo kalian tinggal di sekitaran kampus, itu yang rame berkeliaran dan beli ta’jilnya adalah kumpulan mahasiswa-mahasiswa. Yap, ini sebuah pemandangan yang jarang. Kalo biasanya tempat jualan ta’jil itu rame sama ibu-ibu, sekarang segerombolan muda-mudi yang ngeramein pinggir jalan. Jadi buat kita anak kos ini jadi semacam ngabuburit. Rame-rame nyari bukaan sambil canda-canda ehh nggak kerasa pas nyampe kosan udah adzan. Beda loh rasanya kalo kita beli makan buat buka puasa sama tinggal makan aja masakan orang tua. Satu hal yang nggak bisa kalian dapatkan kalo bukan jadi anak kos hehehe. Itulah kenapa saya bersyukur bisa kuliah jauh, jadi anak kos, keluar dari zona nyaman selama ini. Ada banyak hal baru yang bisa didapat, suasana baru yang tercipta, dan bikin sadar bahwa kita belum apa-apa kalo hanya diam ditempat.

Tapi, seenak-enaknya makanan di warteg, seasyik-asyiknya nyari bukaan bareng teman-teman kos, dan sebahagia-bahagianya berada zona baru ini, ada satu hal yang dikangenin sama anak kos, yaitu rumah. Tetap aja saya kangen banget sahur dan buka puasa dirumah bareng orang tua dan saudara. Meskipun senang berada ditempat baru, percayalah rumah adalah sebaik-baiknya tempat untuk pulang. Ada cinta tanpa pamrih disana, ada suasana yang nggak bakal ada ditempat lain, dan ada masakan ibu yang lezatnya tiada tara menanti.


Terakhir, gak penting kalian sahur sama apa, buka puasa sama apa, atau dibangunin sama siapa. Yang penting kalo kalian udah puasa, jangan cuma sekedar puasa. Sempurnakan juga dengan shalat dan amalan lainnya. Bukannya ingin menggurui, tapi sekedar ingin mengingatkan. Selamat berpuasa.. :)
Share:

Tuesday, May 19, 2015

Cara Mudah Memahami Soal Tes SBMPTN Analogi Kata

Bagaimana persiapan kalian dalam menghadapi SBMPTN? wahh mungkin sudah banyak yang tancap gas nih mulai dari beli buku SBMPTN, mungkin juga ada yang kalian sudah mempersiapkan dengan mengikuti Bimbel. Ya boleh saja, memang dalam SBMPTN kita harus maksimal mempersiapkannya.


Kali ini kita akan coba membahas mengenai Tips dan Cara Mudah Mengerjakan Soal Tes Potensi Akademik dengan materi Tes Analogi Kata. Mungkin bagi yang sudah pernah mengikuti SBMPTN tahun lalu sudah melihat bagaimana soalnya dan mungkin sudah tahu bagaimana triknya. Perlu diingat nih, Tes Analogi ini merupakan Tes yang paling sering diujikan dalam gelaran SBMPTN. 

Dalam Tes Analogi Kata ini menguji kemampuan kalian dalam ber-Logika Ria. Tes Analogi ini juga dipakai dalam menguji kemampuan seseorang dalam mencari kata-kata yang setara dan saling berhubungan. Jadi dalam Tes ini yang diuji ialah Kemampuan Bahasa (Verbal) dan daya nalar kalian dalam menjawab soal TPA Analogi Kata.

Soal-soal yang keluar dalam TPA Analogi kata ini bermacam-macam, bisa saja mengenai Sinonim atau Antonim atau juga mengenai Fungsi dan Asosiasi Kata. Namun, dalam beberapa soal TPA terakhir banyak keluar tipe soal seperti:
  1. Urutan
  2. Definisi
  3. Ukuran
  4. Golongan
  5. Habitat
  6. Sebab-Akibat
  7. Sifat Objek
  8. Fungsi Objek
  9. Asosiasi Objek
  10. Media
  11. Urutan
  12. dll
Soal TPA Analogi Kata juga tiap tahunnya beragam bentuknya. Hal ini dikarenakan tiap tahunnya beragam kemampuan orang yang diujinya, namun jangan khawatir tipe soal TPA Analogi Kata ini takkan keluar dari koridor rujukkan pembuatan soal.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya diatas bahwa Tes Analogi ialah mencari Hubungan Kata yang pas dengan Kata yang lainnya, misal
A : B = C : D
Kita harus mencari hubungan kata antara A dengan C dan B dengan D. Ada beberapa Jenis Soal TPA Analogi Kata yang Ikubaru's Blogzia temukkan dalam TPA Analogi Kata, yakni seperti berikut:



Sudah ada gambaran mengenai Soal TPA Analogi Kata ini, kita bahas dulu yuk!! Sebelumnya kita harus tahu dulu Apa Jenis Hubungan Katanya.

Nomor 1 ialah Hubungan Kata Jenis Sebab-Akibat, jadi Penyebab Buta ialah diakibatkan karena Kurang Penglihatan,  Penyebab Kelaparan ialah karena Kurang Makanan

Nomor 2 ialah Hubungan Kata Jenis Sifat dan Profesinya, jadi Orang yang Cerdas ialah Ilmuwan, sedangkan Orang yang Lentur ialah Pesenam

Nomor 3 ialah Hubungan Kata Jenis Asosiasi, jadi Hutan ialah Kumpulan Pohon, sedangkan Armadamerupakan Kumpulan Kapal.

Nomor 4 ialah Hubungan Kata Jenis Makhluk, Alat Nafas, Habitat, jadi Ikan bernafas dengan Insang dan Hidup di Laut, maka Manusia bernafas dengan Paru-Paru dan Hidup di Darat

Bagaimana gampang kan? Banyak berlatih saja pasti kalian bisa sob, optimis selalu !!


TIPS DAN TRIK 

  1. Kenali dulu Jenis dan Tipe Soalnya, karena langkah ini dapat memudahkan kita dalam mengerjakan soal.
  2. Jangan terpaku pada Pilihan Jawaban, karena banyak jebakan sehingga kita harus berhati-hati
  3. Fokuskanlah pada Analogi Kata yang ada, misal A : B = C : D, maka fokuskanlah pada A dan D, maka kalian akan menemukan tipe soalnya.
  4. Sebagaimana dengan Soal TPA lainnya, soal ini juga dpaat membuat kita merasa penasaran, hingga dapat menghabiskan waktu. Oleh karena itu, maka jangan sampai terlalu terlena dengan soal ini. Dalam mengerjakan satu soal kita hanya bisa mengerjakan dalam waktu 10-20 setik saja.
  5. Yang ga kalah penting ialah, Rajinlah Latihan soal-soal TPA, khususnya soal Analogi ini, semakin kita rajin maka semakin cepat kita meng-ANALOGI-kan kata yang ada.
Nah itulah tadi sedikit Tips da Trik dalam menghadapi soal SBMPTN tes analogi kata. Semoga kalian yang tahun ini mengikuti tes SBMPTN diterima yaa di PTN favoritnya. Semangat terus! Usaha keras tidak akan pernah menghianati hasil. :)

source: http://ikubarunovryan.blogspot.com/2014/04/cara-mudah-mengerjakan-soal-tpa-tes.html
Share:

Saturday, April 25, 2015

Yakin, aku yang terbaik

Aku bukanlah superhero yang punya kekuatan hebat untuk melawan musuh. Punya jurus sakti yang bisa menangkal bahaya. Punya banyak tenaga untuk menghancurkan lawan. Aku hanya lelaki biasa. Lelaki yang mungkin bukan istimewa bagimu. Aku hanyalah aku. Jangan mengharapkan aku untuk menjadi hebat seperti superhero kesukaanmu. Aku bukan superhero.  Tapi aku akan melindungi ragamu sebaik-baiknya perlindungan, menjaga hatimu dengan kasih berwujud cinta. Karena aku mencintaimu. Bahkan lebih hebat dari superhero kesukaanmu.

Aku bukan juga miliarder. Aku mungkin tidak punya banyak uang untuk menciptakan kebahagiaan untukmu, membelikanmu ini itu. Aku tidak punya istana sebagai tempatmu istirahat, sebagai tempatmu berteduh dikala hujan terlalu gaduh. Aku juga tidak punya butiran berlian untukmu. Aku hanyalah aku. Lelaki biasa tanpa harta berlimpah. Tapi aku akan berusaha. Aku mungkin tidak bisa menciptakan kebahagiaan untukmu dengan cepat. Tapi aku janji, aku akan membangun kebahagiaan untukmu. Perlahan. Bersama-sama. Hingga aku akan menjadikanmu ratu di istana kita kelak.

Aku bukanlah pujangga. Aku mungkin tidak bisa menciptakan sajak-sajak romantis untuk mengagumi dirimu. Aku tidak bisa menciptakan ribuan kalimat puitis dengan irama ritmis. Menjadikan dirimu sebagai sumber dari kata-kata romantis. Aku hanyalah aku. Memang aku bukan seorang pujangga. Tapi karena cintamu, aku mengerti bahwa cinta tidak hanya tentang bagaimana sebuah sajak indah tercipta karenanya. Lebih dari itu, cinta mengajarkan kita untuk menjadi diri sendiri. Meski tanpa puisi elegi. Karena cinta menuntut kejujuran diri, bukan sekedar puisi.

Aku bukanlah lelaki yang bisa kamu ajak berdansa. Aku tidak bisa mengajakmu berdansa dibawah sinar lampu temaram yang kerlap kerlip sembari diiringi musik nan lembut, mengecup keningmu dengan penuh kasih, hingga lelah tiba dan kita tak sanggup lagi untuk berdansa. Aku hanyalah aku. Aku hanya bisa berdiri satu shaf di depanmu, tidak saling berhadapan tetapi menghadap ke satu arah yang sama, kemudian mengajakmu bersujud memuji Sang Maha Cinta. Mensyukuri setiap kebaikan yang Dia berikan. Karena berkat-Nya lah aku mencintaimu. Maka, kuserahkan hatiku kepada-Nya hingga nanti hati kita bertaut, bertahta, dan bersemi indah karena ridha-Nya.

Aku hanyalah aku.

Aku memang bukan superhero, bukan miliarder, bukan pula pujangga. Aku lelaki biasa. Banyak kekurangan. Tidak sempurna. Jika superhero punya banyak kekuatan untuk melawan musuh, aku hanya punya kekuatan untuk terus mencintaimu secara utuh. Jika miliarder punya banyak uang untuk menciptakan kebahagiaan untukmu, aku cuma bisa mengajakmu untuk membangun kebahagiaan bersama. Jika pujangga punya banyak kata-kata cinta untukmu, aku hanya punya satu kata untukmu, yaitu: Sempurna. Dan, aku tak akan pernah bisa mengajakmu pergi untuk berdansa, merangkul pinggangmu sembari bertatap mata. Aku hanya bisa menuntunmu menuju nirwana. Hingga kita kekal bersama di dalamnya.

Aku mencintaimu tanpa jeda. Tanpa lelah. Tanpa keluh kesah. Hingga raga berpisah. Hingga debar jantung tak lagi terasa. Namun percayalah, cinta ini akan terus ada.


Walaupun aku belum bisa menjadi hebat seperti yang kamu impikan, menjadi istimewa seperti yang kamu harapkan, tapi yakin, aku yang terbaik.
Share:

Friday, April 10, 2015

Cerita Anak Kost

Suatu hari Asrul yang sedang kelaparan hanya bisa guling-guling di kamar kostnya. Tak ada makanan, tak ada minuman, bahkan duit pun tak ada. Yang ada hanya Asrul dan sebongkah harapan untuk tetap bertahan hidup. Karena tak kuat lagi menahan lapar, akhirnya Asrul pergi ke kosan temannya untuk menumpang makan.

“Jer, minta makan dong. Gue udah tiga hari nih nggak makan” Pinta Asrul memelas. Matanya berbinar mengeluarkan air soda.

“Sama, Srul. Gua malah udah empat hari nggak makan. Nih dari kemaren cuma ngemil detergen doang. Mau?” Tawar Jeri yang lebih mengenaskan. Tubuhnya terlihat dipenuhi lalat. Ternyata dua orang sahabat ini sama-sama dalam kondisi sulit sebagai anak kost.

“Wah kok detergen lo rasa bawang goreng. Beli dimana?” Tanya Asrul penasaran.

“Udah jangan banyak tanya. Sikat aja”

“Eh gimana kalo kita keliling nyari makan? Kali aja ada pesta pernikahan. Kan lumayan bergizi tuh” Ajak Asrul semangat.

“Bener juga lo. Yuk berangkat. Jangan lupa bawa tas. Kita bungkus banyak buat bekal di kosan”

Kedua sahabat tersebut akhirnya bergegas mencari tempat pesta pernikahan.

*****

Nahh, apa inti dari cerita singkat diatas? Intinya, anak kost itu punya banyak cara untuk bertahan hidup. Seperti yang diketahui pada umumnya, jadi anak kost itu tidak selalu menyenangkan. Ada kalanya anak kost menderita dan susah. Apalagi kalo sudah mendekati akhir bulan. Kalo nggak pinter-pinter menghadapinya, tamat sudah riwayat.

Seperti yang dibilang di atas, jadi anak kost itu harus pinter-pinter. Pinter dalam semua hal yaa, termasuk dalam mengelola keuangan. Kecuali kalo kalian sebulannya dikirim satu miliar sama orang tua. Itu mau ngapain juga gak masalah. Masalahnya gimana kalo yang sebulannya dikirim pas-pasan? Nah disinilah anak kost harus pinter mengelola duitnya. Maksudnya gini, jangan mentang-mentang awal bulan, ATM masih gemuk, terus kalian tiap hari makan di restaurant, nge-mall, beli batu akik, batu bata, semen, ngeborong deodorant. Ngapain coba? Emang ketek kalian ada berapa? Kalo kayak gitu, rasa-rasanya mau berapapun dikirim uang sama orang tua juga gak bakalan cukup. Kenapa? Karena gaya hidup kalian terlalu tinggi.

Jadi anak kost itu perlu kesadaran diri juga. Boleh bergaya hidup mewah, tinggi, tapi itu kalo kalian udah berpenghasilan saat jadi anak kost atau yang tadi, yang sebulan dikirim satu miliar. Nah buat yang gak bisa, jangan dipaksain. Jangan mementingkan ego. Ingat aja kuliah atau sekolah itu mahal. Gak kasian sama orang tua yang udah banting tulang siang malam demi kita anaknya? Nah kalo udah ada kesadaran diri kayak gitu, yakin deh kalian pasti akan terus merasa cukup. Karena cukup atau tidaknya itu bukan tergantung dari besar kecilnya uang yang dikasih sama orang tua kita, tapi tergantung bagaimana kita mengelolanya.

Selain masalah keuangan, anak kost itu juga identik dengan yang namanya jorok, kamarnya berantakan, baju jarang dicuci, dan semacamnya. Nah saya sebagai lelaki yang cinta kebersihan ingin merubah pandangan buruk itu. Hari minggu saya tetapkan sebagai hari bersih-bersih. Memang hari minggu itu biasanya jadi hari bersih-bersih buat sebagian anak kost. ‘Sebagian’ yaa. Sebagian lagi bersih-bersihnya sebulan sekali. Nah saat inilah saya kadang merasa mirip sama ibu-ibu rumah tangga. Jadi pagi hari udah mulai bersih-bersih kamar. Dimulai dari merendam pakaian yang udah menggunung. Udah itu dilanjutin dengan nyuci piring. Beres nyuci piring lanjut lagi sama nyapu dan ngepel kamar kost. Kamar udah bersih, baru deh nyuci pakaian yang udah direndam tadi. Udah itu baru deh nyusuin anak, mandiin anak. Oke dua point terakhir abaikan. Mirip kan sama kegiatan ibu-ibu rumah tangga? Bedanya kalo ibu rumah tangga nyucinya bersih, nggak masalah lama. Kalo anak kost nyucinya yang penting cepat selesai, bersih nomer dua. Yang penting bajunya wangi. Itu aja.


Oke saya punya pesan nih buat anak kost terutama yang masih newbie. Pesannya, kalo kalian ngekost, hadapilah hidup dengan gagah, bro. Bawa happy aja. Mungkin awal-awalnya memang berat. Harus beradaptasi dengan makanan warteg yang kadang keasinan kadang juga gak ada rasanya, harus terbiasa nyuci baju sendiri, harus terbiasa ngurus diri sendiri, harus terbiasa mandiri. Tapi lama kelamaan pasti asyik. Banyak pengalaman yang bisa didapat saat jadi anak kost. Intinya dinikmati aja. Jadi anak kost cuma sekali seumur hidup kok. Kita juga harus bersyukur karena ada orang di luar sana yang mau merasakan jadi anak kost tapi nggak kesampaian. Anggap aja ini latihan mendewasakan diri buat masa depan hahaha. Satu lagi, kurangi makan indomie. Jangan dijadiin makanan pokok.
Share:

Sunday, April 5, 2015

Mencintai dengan Sempurna

Cinta mengajarkan kita akan banyak hal. Tentang menerima, menghargai, saling memaafkan, saling menyebut dalam doa saat merindu, tentang suka duka, egoisme, dan banyak lagi. Satu yang jelas aku rasakan, cinta mengajarkanku bahwa jatuh hati padamu adalah bentuk dari kebahagiaan.

Aku bahagia bisa mengenalmu. Kamu adalah wanita terindah yang pernah tersorot oleh bola mataku. Kamu ialah ombak yang menenggelamkanku ke dalam relung hatimu. Aku tahu bahwa ada banyak perbedaan diantara kita. Perbedaan yang paling jelas adalah: Kamu sempurna, aku banyak kekurangan. Kamu bidadari, aku hamba. Namun apakah itu salah? Salahkan katak yang merindukan bulan?

Sejak mencintaimu, aku menjadi orang yang selalu menginginkanmu hadir di dalam mimpi. Menjadi orang yang selalu ingin melihat senyummu mewarnai hari. Menjadi orang yang selalu ingin mendengarkan suaramu menyanyikan lagu-lagu bernuansa klasik. Sejak mencintaimu, aku tak ingin kehilanganmu.

Aku mencintaimu dalam kesungguhan. Kesungguhan untuk memilikimu seutuhnya. Sungguh. Entah sudah berapa kali aku menyampaikan ini lewat tulisanku yang usang. Tapi yang jelas, dalam hatiku yang terdalam, ada keyakinan bahwa engkaulah cinta itu. Engkaulah cinta yang akan menemaniku menuju kebahagiaan. Engkaulah pelabuhan yang aku cari selama ini. Pelabuhan tempatku menyandarkan hati disana selamanya. Hingga aku tak mau pergi. Hingga aku mati. Engkaulah pelengkap dari semua kurangku. Aku mencintaimu sungguh-sungguh. Tanpa ragu.

Aku mencintaimu dalam keheningan. Dalam hening, aku menjelma menjadi doa yang melindungimu, dari pagi hingga petang datang, dan dari petang hingga pagi datang lagi. Dalam hening, aku menjadi sibuk karena terus memikirkanmu. Membiarkan seluruh ruang kepala dipenuhi oleh bayangmu, hingga cinta menyebar masuk ke dalam hati. Dalam hening, kamu seolah menjadi lentera yang menyinari gelapku. aku mencintaimu. Hingga hening menjadi riuh dan gaduh, aku akan tetap mencintaimu. Utuh.


Kamu adalah sebuah nama yang sudah tereja lama. Sebuah rupa yang telah tersketsa didalam hati. Sebuah tujuan yang ingin aku gapai dan raih. Dalam semua kekuranganku, aku mencintaimu dengan sempurna.
Share:

Monday, March 30, 2015

Nara dan Secangkir Kopi Pahit

Dirga melangkahkan kakinya dengan hati-hati. Genangan air yang ada di sepanjang trotoar membuatnya tak bisa melangkah leluasa seperti biasanya. Hujan yang turun sejak tadi siang  membuat sepatu pantofelnya yang mengkilat menjadi sedikit kotor.

“Ahh kok hujannya gak berenti-berenti sih?” Gumam Dirga kesal.

Lelaki yang berparas tampan ini ingin menuju sebuah kedai kopi yang terletak tidak jauh dari kantornya. Setiap sore selepas pulang kantor, ia memang selalu menghabiskan waktunya di kedai kopi tersebut. Selain Dirga memang penikmat kopi, posisi kedai yang terletak strategis di dekat taman ini membuatnya betah berlama-lama duduk disana hanya untuk melepas lelah.

“Yang ini ya, mbak” Dirga menunjuk Latte Macchiato untuk dipesan. Itu adalah kopi kesukaannya. Latte Macchiato yang terbuat dari kopi yang dicampur espresso dan susu ini membuatnya kecanduan. Ia bisa menghabiskan 10 cangkir jenis kopi yang sama dalam sehari.

“Ini mas pesanannya. Selamat menikmati..” Sapa pramusaji kedai kopi tersebut. Dirga hanya membalasnya dengan senyum. Dari name tag yang terpasang di dada kirinya, ia bisa tahu pramusaji tersebut bernama Sandra.

30 menit berlalu. Dirga  masih sibuk menikmati kopi yang dipesannya sembari mencium aroma kopi yang menurutnya tiada tara. Sesekali tangan kirinya mengaduk kopi tersebut.  Disisi lain, kedai kopi ini semakin ramai dikunjungi oleh orang-orang. Dirga  memperhatikan keadaan sekitarnya. Terlihat orang-orang disana sangat terbawa oleh suasana kedai yang bernuansa klasik. Namun perhatian Dirga terfokus pada sudut kedai ini. Disana ada seorang wanita bermuka tirus yang terlihat sedih. Tak ada kecerian terpancar dari wajahnya. Matanya hanya fokus menatap secangkir kopi yang ada di mejanya. Dirga  terus saja memperhatikan wanita itu hingga kopi miliknya habis. Diliriknya jam tangan yang menempel di tangan kirinya, sudah pukul 6:15 sore. Artinya sudah satu jam lebih wanita itu hanya diam termangu hingga kopinya mendingin. Dirga tak menghiraukannya. Ia kemudian pulang meninggalkan kedai tersebut.

Seminggu telah berlalu. Sejak Dirga melihat perempuan itu di sudut kedai kopi minggu lalu, sampai sekarang ia masih saja melihat hal yang serupa setiap harinya. Perempuan yang hanya duduk diam di sebuah sudut kedai dengan wajah penuh rana dan hanya memandangi secangkir kopi yang ia pesan. Disamping kopi tersebut terlihat pula sebuah surat beramplop merah.

“Ini mas pesanannya” Suara pramusaji mengagetkan Dirga yang sedari tadi memperhatikan wanita di sudut itu.

“Oh iya, Mbak. Terimakasih. Uhm, saya boleh nanya?”

“Tanya apa ya?”

“Itu perempuan yang disudut sana pesan apa ya? Kok kalo saya perhatiin dia gak pernah minum kopi pesanannya” Tanya Dirga sembari menunjukkan jarinya ke arah perempuan tersebut.

“Ohh mbak yang itu. Iya, dia dari seminggu yang lalu pesennya cuma kopi pahit. Tapi sampai dia pulang kopinya gak diminum sedikitpun. Aneh ya?” Jawab sang pramusaji yang merasa aneh dengan salah satu pelanggannya tersebut.

“Oh gitu ya, Mbak. Makasih yaa” Dirga  lagi-lagi mengucapkan terimakasih kepada pramusaji yang bernama Sandra itu.

Seperti biasa, Dirga  menikmati Latte Macchiato yang ia pesan. Tidak ada kenikmatan lain bagi Dirga selain merasakan setiap tegukan kopi yang melenggang mulus menuju lambungnya. Ia seolah memasrahkan tubuhnya dimasuki kafein setiap hari. Namun keasyikan Dirga menikmati kopi masih saja terganggu oleh seorang wanita yang diperhatikannya. Ia masih belum habis fikir bagaimana bisa seseorang memesan secangkir kopi pahit tapi tak pernah meminumnya sedikitpun. Dirga yang akhirnya penasaran kemudian membawa kopinya menuju sudut kedai tersebut.

“Kenapa masih saja bersedih?” Ucap Dirga yang langsung duduk dihadapan wanita berambut lurus itu. Wanita tersebut kaget dengan kehadiran Dirga. Ia langsung menyeka air matanya.

“Aku tidak bersedih” Jawab si wanita. Matanya masih belum berani menatap Dirga.

“Lalu apa arti dari air mata itu jika engkau tidak bersedih?”

“Ini air mata kekecewaan. Dulu aku pikir cinta itu hanya diciptakan dengan kebahagiaan saja. Bertahun-tahun aku merasakan kebaikan yang didasari atas cinta. Selama itulah aku percaya bahwa cinta adalah cara lain Tuhan membahagiakan kita. Tapi ternyata semuanya salah. Tuhan juga menciptakan cinta dengan kesedihan. Dan sekarang aku merasakannya. Merasakannya cinta yang dahulunya manis menjadi pahit. Aku membenci cinta sejak aku kehilangan cinta itu sendiri”

“Kamu tidak perlu membenci cinta. Ikhlaskan hatimu untuk melepas cinta seberapapun susahnya itu. Lupakan. Hatimu terlalu baik jika hanya merasakan duka setiap harinya. Belajarlah dari secangkir kopi pahit ini. Mungkin kamu akan merasakan pahit yang sangat luar biasa pada tegukan pertama. Tapi kemudian kamu akan terbiasa pada tegukan selanjutnya. Pun begitu dengan mengikhlaskan. Kamu akan tertatih awalnya, hingga kemudian kamu mulai bisa terbiasa”

“Melupakan tidak semudah yang engkau bilang” Ucap wanita itu sembari menatap Dirga dengan tajam. “Aku telah berkali-kali berusaha melupakan. Tapi alih-alih bisa, aku malah semakin terjatuh pada kubangan yang bernama kenangan”

“Kamu belum melakukan apa-apa untuk melupakan, Nara. Bagaimana kamu bisa lupa jika kamu selalu kembali ke tempat yang mengingatkanmu kembali kepada kenangan. Beri hatimu ruang untuk menerima kenyataan, karena sesungguhnya cinta itu hanya tentang menerima atau melepaskan”

“Terimakasih atas wejangannya, Dirga. Seperti yang kamu tahu, sejak kamu meninggalkan aku hari itu, aku sampai saat ini masih berusaha untuk melupakanmu. Tapi bagaimana bisa aku melupakanmu sementara kamu saat ini duduk dihadapanku memberi kekuatan untuk melupakan? Tapi aku akan berusaha. Berusaha melupakan kenangan pahit yang engkau berikan bersama dengan secangkir kopi pahit ini” Nara menghabiskan kopi pahit yang sudah mulai mendingin itu. Dari raut wajahnya tersirat ada sebuah kenangan pahit yang ingin ia lupakan.

“Ini surat terakhirku untukmu. Bacalah. Engkau akan tahu semuanya” Nara meninggalkan Dirga dengan surat beramplop merah tadi. Ada kelegaan yang terpancar dari setiap langkahnya yang meninggalkan Dirga. Dirga yang terpaku kemudian membuka surat beramplop merah itu dan dengan seksama membacanya.

Untuk Dirga. Lelaki yang dulu aku cintai.

Dulu di kedai kopi ini ada cinta yang tumbuh bersama dengan setiap kopi yang kita pesan. Aku mengenalmu sebagai lelaki yang hebat. Memang itu tidak salah. Kamu adalah satu-satunya yang mampu membuat aku jatuh cinta berkali-kali pada hati yang sama. Saat itu aku mencintaimu secara utuh.

Namun cinta akhirnya memaksaku untuk sadar bahwa selama ini aku salah. Kamu meninggalkanku begitu saja. Meninggalkan aku dengan cinta yang sepenuhnya untukmu. Aku yang dulunya tak tahu bagaimana caranya berhenti mencintaimu, sekrang menjadi tak tahu bagaimana caranya melupakanmu. Tapi aku akan berusaha. Berusaha melupakan semua kenangan pahit bersamaan dengan setiap tegukan kopi pahit yang aku minum.

Dari aku, Nara.

Wanita yang hatinya kau sakiti.
Share:

Saturday, March 14, 2015

Jatuh Cinta Lagi

Kata orang, jatuh cinta itu adalah hal yang paling indah. Kita bisa melakukan apa saja demi cinta yang kita inginkan. Memang benar. Jatuh cinta bukan hanya tentang bagaimana kita berjuang untuk apa yang kita ingin, tapi lebih dari itu, jatuh cinta mengajarkan kita bagaimana caranya untuk menerima, memaklumi, dan memahami cinta itu sendiri agar kita bisa jatuh cinta lagi dan lagi.

Kamu masih ingat pertemuan pertama kita dulu? Atau lebih tepatnya pertemuan yang ‘menyebabkan’ aku jatuh cinta padamu.

Aku yang saat itu malu-malu berusaha mendekatimu yang tengah asyik membaca buku di taman sekolah. Ada banyak perasaan dihati kala itu. Cemas, takut, dan deg-degan tentunya. Tapi akhirnya aku memberanikan diri mendekatimu. Sapa pertamaku sukses membuatmu yang sedang fokus membaca menjadi kaget. Kamu segera menutup buku “Aku” karya Sumandjaya yang kamu baca. Memberikan aku sedikit senyum dan kemudian menyapa balik. Setahuku itulah senyum terindah yang pernah aku lihat.

Ada kebahagiaan tersendiri bagiku kala itu. Tuhan berbaik hati karena telah mengizinkan aku berbicara langsung dengan seorang bidadari. Itu adalah waktu terbaikku. Kita berbicara banyak saat itu hingga aku mengetahui bahwa kamu sangat menyukai sajak-sajak Chairil Anwar yang terkenal semangat dan penuh tata rias. Aku mempercayainya. Itu bisa dilihat dari buku ‘AKU’ yang berisi tentang perjalanan hidup Chairil Anwar yang sedang kamu baca saat itu. Kamu menyukai salah satu sajaknya yang berjudul ‘Taman’. Ahh sempurna sekali, batinku. Akupun juga menyukai karya-karya Chairil Anwar. Dan entah kenapa sajak ‘Taman’ yang kamu sukai itu seolah-olah berngiang seketika di dalam hati.

....
Kau kembang, aku kumbang
Aku kumbang, kau kembang
Kecil, penuh surya taman kita
Tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia

Dan di taman sekolah, dibawah pohon rindang, diantara bunga-bunga yang bermekar indah, aku mengenalmu lebih jauh. Sejak saat itulah, sejak hari dimana kita berdua saling menceritakan tentang apa saja yang terucap, aku mulai mencintaimu. Hingga sekarang, hingga nanti, dan tak tahu lagi bagaimana caranya berhenti mencintaimu. Aku mencintai setiap kurang dan lebihmu. Aku mencintai setiap senyum dan sedihmu.


Sekarang aku jatuh cinta lagi, berkali-kali, pada wanita yang sama, pada senyum yang sama, pada hati yang sama, pada sosok bidadari yang sama. Kamu.
Share:

Sunday, March 1, 2015

Perkenalkan, Aku Reza

Entah kemana saja aku selama ini. Sering berada di dekatmu tapi sedikitpun aku tak pernah menyadarinya. Mungkin hatiku selama ini dibutakan oleh cinta yang semu dan beku. Tapi sejak sapa itu, sejak senyum itu, sejak canda itu, aku sadar bahwa sebuah cinta telah mendekat.

Kamu layaknya pesulap kala itu. Dengan satu tatapan mata saja, kamu bisa membuat seseorang yang bernama aku mulai memujamu. Matamu yang bulat berbinar serupa mentari pagi membuatku jatuh pada relung hatimu yang merona. Senyummu yang layaknya ombak pukul tujuh membuatku terseret dan tenggelam di dalam lautan hatimu. Dengan diam, dalam senyap dan sunyi, aku mulai mencintaimu saat itu juga.

Aku mengingat dengan jelas sapa pertamamu hari itu. Ada cemas, ada bahagia, dan ada cinta yang muncul seketika dikala matamu menatap mataku. Kelembutan suaramu seolah menyambutku dengan beribu cerita selanjutnya. Sejak saat itu, aku telah jatuh merana pada indah hatimu. Maka, biarkanlah aku terjatuh disana. Biarkan aku memasuki hatimu pelan-pelan. Biarkan aku membaca bait demi bait setiap perasaanmu. Biarkan aku mengenalmu lebih jauh lagi. Dan biarkan aku mencintaimu sejak saat itu hingga nanti selamanya.

Karena cinta tak ubahnya seperti sebuah arus air. Ia tak pernah tahu akan kemana, ia juga tak tahu akan berlabuh kemana. Yang ia tahu hanyalah mengalir melewati berbagai tempat. Hingga nanti pada saatnya, air itu akan bermuara pada satu titik. Begitulah cinta. Hatiku selama ini hanya terbawa oleh arus perasaan yang tak jelas kemana perginya, hingga akhirnya aku bertemu seorang perempuan yang berwujud kamu. Sejak saat itu aku mulai sadar bahwa hatiku telah bermuara pada hatimu.

Maafkan aku karena tadi dan beberapa hari yang lalu aku diam-diam melihatmu tersenyum, aku secara diam-diam menikmati setiap indah wajahmu, aku secara diam-diam memperhatikanmu bernyanyi dan tertawa.

Maka, sebelum aku mengejamu terlalu jauh, izinkanlah aku memperkenalkan diri kepadamu terlebih dahulu.

Perkenalkan, aku Reza. Lelaki yang diam-diam mencintaimu.
Share:

Saturday, February 21, 2015

Mengenal Asrul Gonzales

Mungkin banyak yang bertanya-tanya siapa itu Asrul Gonzales. Seberapa penting dia sehingga saya mengenalkannya? Apakah dia saudaranya Cristian Gonzales? Dan lain-lain. Oke baiklah, saya akan mengenalkan kepada kalian siapa itu Asrul Gonzales yang sebenarnya.

Kita bertemu sekitar dua tahun yang lalu. Saat itu Asrul datang kerumah saya sendirian seperti orang yang kesasar. Dia datang disaat saya lagi asyik nonton tv. Udah datang nggak ngucapin salam, ehh pas masuk dia langsung menuju dapur. Nggak sopan banget kan? Tapi untunglah waktu itu saya lagi berbaik hati, jadi Asrul nggak langsung diusir tapi dikasih makan dulu.

Yap, Asrul Gonzales adalah seekor kucing yang beruntung karena dia datang kerumah yang tepat waktu itu. Coba bayangin kalo dia datang ke rumah makan, pasti langsung diusir kan? Saya sendiri juga nggak tahu darimana asalnya kucing jantan yang satu ini. Entah dia datang dari luar kota, luar provinsi, atau mungkin Asrul ini berasal dari planet namex? Entahlah.

Sebagai salah seorang pecinta hewan terutama kucing, saya tentunya sangat senang dong waktu itu ada kucing yang tiba-tiba datang kerumah terus udah sok kenal lagi. Sok kenal dalam arti pas dia datang langsung minta makan, terus pas udah makan langsung tidur lagi di sofa. Keren kan? Untung dia nggak ngajak foto selfie juga. Awalnya saya gak ada niat buat pelihara si Asrul ini. Karena bisa aja dia cuma kucing yang numpang makan terus udah itu balik lagi kerumah tuannya. Tapi setelah Asrul tinggal dirumah sampai seminggu, saya mulai memutuskan udah mengangkat dia menjadi hewan peliharaan. And the story just begin.

Awal-awal kebersamaan saya dengan Asrul berjalan sangat indah. Kita berdua sering bermain bersama. Asrul yang saat itu masih kecil suka banget nyakar-nyakar dan menggigit. Alhasil tangan saya waktu itu banyak luka goresnya. Tapi semua itu gak jadi masalah asal si Asrul nyakarnya gak pake silet.

Hari demi hari Asrul sudah mulai semakin akrab dengan semua orang yang ada dirumah, apalagi sama saya. Tiap hari minggu –kalo lagi nggak males—Asrul pasti dimandiin pake shampo. Asrul juga sering kalo malem tidur sekamar sama saya. Selain itu, Asrul ini termasuk kucing dengan IQ yang tinggi loh. Selama dia tinggal dirumah, gak pernah sekalipun dia buang air di dalem rumah. Asrul selalu melampiaskan hasrat buang airnya di dalam kamar mandi. Keren kan? Nggak kayak kucing-kucing lainnya yang kalo buang air suka dibawah meja makan atau disudut-sudut rumah yang baunya bisa membuat nyamuk mati seketika. Sumpah ini serius loh. Ternyata kucing kampung bisa pinter juga.

Nahh mungkin banyak yang penasaran kenapa kucing ini saya kasih nama Asrul Gonzales. Nama yang cukup unik sih, kayak nama orang keturunan Indonesia-skotlandia gitu hahaha. Jadi awal ceritanya begini. Asrul itu datang kerumah sesaat bulan ramadhan usai. Mungkin sekitar seminggu setelahnya. Pas dia diangkat jadi hewan peliharaan, saya bingung mau kasih nama apa dan kemudian tercetuslah nama Asrul yang tidak lain tidak bukan adalah nama salah satu tokoh di film saat bulan puasa yaitu film Para Pencari Tuhan. Kebetulan memang film itu jadi favorit di rumah saya saat sahur. Kalo kalian pernah nonton filmnya pasti tahu deh Asrul itu yang mana. Nah sejak saat itu, resmilah kucing bercorak putih orange ini bernama Asrul.

Kalo nama Gonzales sendiri itu asalnya dari kakak perempuan saya. Jadi waktu itu menjelang maghrib, Asrul sedang main-main dengan sebuah gantungan kunci yang memang sengaja dilepas buat dia mainin. Asrul yang keliatannya girang banget dikasih mainan lari-larian ngejar gantungan kunci itu layaknya pemain bola. Nah disanalah kakak saya secara spontan menyebutkan nama Asrul Gonzales. Karena terasa cocok dan lumayan keren, sejak saat itulah kucing kampung ini pun resmi mendapat nama tambahan baru yaitu Asrul Gonzales.

Saat ini Asrul udah semakin besar. Dia juga keliatan lebih ganteng daripada dulu. Asrul bukan lagi kucing rumahan, ia sudah mulai jarang pulang kerumah. Asrul sekarang juga sudah punya pacar yang bernama Cimoi, kucing tetangga saya. Inilah alasan kenapa Asrul jarang pulang kerumah. Dia juga sering berantem sama kucing-kucing lainnya. Ahh pokoknya udah makin gede lah. Liat nih gaya 'boss' nya Asrul Gonzales.

Sekarang saya dan Asrul sudah 6 bulan berpisah. Yap. Sejak merantau bulan Agustus lalu, saya dan Asrul resmi LDRan. Untuk mengatasi rindu sama Asrul dan rindu memelihara kucing, saya sebenernya pernah mau coba buat pelihara kucing di kosan, tapi akhirnya nggak jadi. Saya takut nanti kucingnya cuma makan mie instan setiap hari, nggak makan ikan. Gagal melihara kucing, saya pernah kepikiran buat pelihara ikan hias nih. Udah sempat nabung buat beli ikan hias beserta tempatnya, eh akhirnya gagal lagi karena takut nggak keurus juga. Saya juga takut khilaf kalo ditanggal tua nggak ada duit eh ikannya malah direbus. Rencana pelihara ikan pun gagal. Selain pernah niat buat pelihara ikan dan kucing, saya juga pernah mau melihara hamster. Tapi karena terlalul ribet kayaknya dan juga belum ada pengalaman pelihara hewan yang mirip tikus itu, saya akhirnya membatalkan lagi niat buat melihara hamster.


Nah itulah sedikit cerita tentang Asrul Gonzales. Seekor kucing yang secara tidak sengaja datang ke sebuah rumah dan akhirnya menjadi bagian dari rumah itu sampai sekarang. Buat Asrul, I miss you, boys! Salam kangen dari sini.

Share: