Friday, October 9, 2015

Jatuh Cinta Tak Pernah Direncanakan

Untuk kamu, yang hatinya ingin kumiliki.

Apa kamu pernah merencanakan untuk jatuh cinta? Sekali saja? Kepada siapapun itu. Pernah? Kalau tidak, berarti aku benar. Jatuh cinta tak pernah bisa direncanakan.

Dulu, aku tak pernah sedikitpun berfikir untuk jatuh cinta kepadamu. Hanya mengetahuimu saja sudah cukup bagiku kala itu. Tak lebih. Dan aku memang tak berharap lebih. Itu dulu. Namun soal hati siapa yang tahu. Perasaan yang biasa-biasa saja itu berubah tak lama setelah kita menjauh.

Aku mulai mencintaimu. Entah sejak kapan tepatnya. Tapi bagiku itu adalah hal yang terbaik dalam hidup. Kenapa? Karena engkau memang pantas untuk dicintai. Maka tak heran banyak yang jatuh cinta kepadamu. Aku salah satunya. Tapi aku belum mau bilang ke kamu. Nanti saja. Tunggu aku sudah pantas untuk kamu. Tunggu aku memang layak untuk kau miliki. Tunggu aku memang pantas untuk mendapatkan hati seorang bidadari. Kapan? Nanti. Sabar dulu.

Aku gak mau asal bilang cinta. Bukan apa-apa. Aku sudah cukup dewasa, pun kamu. Kita sudah bukan remaja alay yang dengan mudah terjebak cinta semu. Tiba-tiba saja cinta eh tiba-tiba juga putus. Percuma. Ngabisin waktu. Nanti deh aku tunjukin sama kamu bagaimana cinta itu yang sebenarnya. Cinta yang berkualitas. Cinta yang memang pantas untuk disebut sebagai cinta. Cinta yang tak pernah menuntut kesempurnaan, tapi cinta yang melengkapi kekurangan.

Aku tak pernah berencana untuk mencintaimu. Kalaupun aku berencana, mungkin aku akan berencana untuk jatuh cinta kepada Raisa, Pevita, atau Dian Sastro. Kenapa enggak? Toh cuma rencana. Gagal gak masalah. Masih ada Chelsea Islan.

Aneh mungkin. Kamu, yang tak pernah masuk dalam rencanaku, tiba-tiba saja aku cintai begitu dalam. Tiba-tiba saja aku cintai sepenuh hati. Tiba-tiba saja aku cintai sampai kini. Ahh jatuh cinta memang seperti itu. Kamu, nih, ya, aku kasih tau, kalau ada orang yang bilang mencintai kamu, tanya dulu itu rencananya apa bukan. Bukan apa-apa, belajar deh dari yang namanya perjalanan. Banyak kan suatu perjalanan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari tapi ujung-ujungnya malah batal. Nggak jadi. Iya kan? Nah coba lihat juga berapa banyak sebuah perjalanan yang tak direncanakan sedikitpun tapi berakhir lebih mengaesankan. Pasti lebih menarik kan daripada yang direncanakan sekalipun? Iya. Tapi kalo yang bilang cinta ke kamu itu aku, gak usah ditanya lagi. Itu bukan rencana. Itu keputusan. Ingat keputusan itu mutlak. Kalo rencana bisa berubah, bahkan bisa gagal. Hehehe.

Untuk kamu.
Aku punya hati. Tak banyak. Hanya satu. Aku ingin memberikannya kepada seseorang. Entah kepada siapa. Kamu mau? Mau aja deh. Karena aku juga mau kamu. Jadi, buat kamu, coba deh jatuh cinta sama aku. Gak usah direncanakan. Sama kayak aku. kita jatuh cinta aja tiba-tiba. Terus kita jalani hari-harinya. Aku tak banyak memberikan hal-hal yang romantis mungkin, tapi yakinlah kalau semua akan berjalan indah.

Tenang aja kok. mungkin kalau kelak kita bersama, aku tak banyak memberikan kejutan romantis buat kamu. Aku terlalu kaku buat itu. Tapi kita bisa ganti dengan cara lain kok. Dengan cara yang lebih menyenangkan. Dengan cara yang hanya aku dan kamu yang pernah melakukannya di dunia ini. Mungkin aja. Kita bisa memancing di planet Mars kalo kamu mau. Atau mungkin kalau kamu tertarik, kita bisa menghitung jumlah roket yang meluncur di jalur Gaza. Gimana? Lebih asyik kan?

Nikmati saja caraku mencintaimu. Tak sesempurna yang kamu bayangkan mungkin, banyak kekurangan, tapi aku mencintaimu apa adanya. Dengan caraku. Karena cinta yang sesungguhnya tak menuntut kesempurnaan. Ia hanya butuh kasih sayang, yang dijubahi kesetiaan.

Jadi,
Jangan marah kalau aku mencintaimu
Jangan tanya kenapa aku mencintaimu
Jangan pula tanya sejak kapan aku mencintaimu
Karena jatuh cinta tak pernah direncanakan. Ia jatuh begitu saja. 
Kehatimu
Sejak dulu
Hingga kini
Dan entah sampai kapan.
Share: