Sunday, November 19, 2017

Beberapa Adalah

Adalah kamu yang membuatku yakin kala pertemuan sederhana kita di pagi hari itu
Adalah senyum dan tawamu yang menyebabkan aku tak henti terbayang wajahmu setelahnya
Adalah kamu yang menghancurkan jagat rayaku dengan cara termanis
Adalah jantungku yang berdebar saat sapamu meleburkan dimensiku
Adalah matamu yang membuatku tak mampu berkata-kata
Adalah kamu yang membuatku akhirnya sibuk mencari semua sosial media yang kamu miliki
Adalah kamu yang kemudian aku sukai diam-diam
Adalah keyakinan  yang membuatku rela menunggumu tatkala kamu masih bersama yang lain
Adalah sebuah pesan pertama darimu yang membuatku senyum-senyum sendiri
Adalah keberanian yang membuat kita akhirnya berbincang panjang pada suatu malam
Adalah aku yang dulu masih malu-malu menatap wajahmu
Adalah sifat kekanakanmu yang membuat aku selalu rindu
Adalah marahmu yang membuatku memeriksa diri
Adalah waktu yang kemudian membuat kita akhirnya menjadi satu
Adalah hatiku yang kau miliki seutuhnya sejak saat itu
Adalah hatimu yang akan kujaga sepenuhnya hingga aku kalah dimakan usia
Adalah aku yang akan mendampingimu saat susah atau senang
Adalah aku yang selalu mendukung apapun kegiatan yang kamu sukai
Adalah kita yang mulai membangun impian untuk terus bersama
Adalah kamu yang aku harapkan menemaniku menuju kedewasaan
Adalah indah parasmu yang takkan rela kubuat menangis
Adalah kamu yang membuatku yakin untuk melangkah kedepan
Adalah tanganmu yang akan kugenggam hingga ujung usia
Adalah kamu yang akan kucintai tanpa jeda
Adalah dariku, untukmu. Sebuah rangkuman tentang perjalanan kita yang masih akan sangat panjang

Terimakasih telah menjadi milikku, menjadi bagian dari sekarang dan nantiku, menjadi poros dari semestaku.

Terimakasih untuk cinta yang kau beri. Aku menyayangimu.
Share:

Tuesday, November 14, 2017

Luka yang Bahagia

Ternyata cinta tak selamanya berjalan indah sesuai rencana.

Dulu aku membayangkan kita akan berdampingan hingga hari dimana sebuah ijab terucap, melanjutkan kembali hari-hari indah hingga tua, berakhir bahagia, persis seperti film romansa yang pernah kita tonton bersama. Aku membayangkan kau akan menjadi rumah dari lelahku, menjadi awal dari langkah-langkahku, menjadi temaram di gelapku, menjadi pelengkap dari kurangku.

Aku telah siap dengan semua mimpi indah itu. Menyiapkan diri dan memantapkan hati, menata diri dan menjaga hati, memantaskan diri dan merawat hati. Aku tak pernah takut dengan rintangan yang nanti akan menyulitkan kita, sebab bersamamu aku yakin dalam setiap langkah. Namun aku tak pernah siap bila dilukai dengan orang yang aku cintai. Itulah sebabnya aku lebih hancur darimu.

Kita memang ditakdirkan berpisah setelah bersama. Kamu memilih pergi dengan cara menyakiti. Memulai langkah dengan seseorang yang selama ini kau cintai diam-diam. Mungkin pilihanmu benar, pergi dengan alasan memerdekakan hati. Tapi mungkin kamu lupa, bahwa hatimu merdeka dengan meninggalkan luka dan duka pada hati seseorang. Kita yang dulu pernah menjadi sedekat nadi, akhirnya sekarang telah lebih jauh dari mentari sekalipun.

Aku ingat saat kita berbincang di suatu petang. Katamu, betapa beruntungnya seseorang yang mencintai sekaligus dicintai dengan sungguh. Hidupnya akan menjadi sangat lengkap. Aku membayangkan bahwa orang yang bahagia itu adalah kita. Kita saling mencintai dan dicintai satu sama lain dengan sungguh. Namun disaat yang sama, kamu membayangkan orang yang bahagia itu tanpa aku. Ragamu bersamaku saat itu, namun hatimu telah lama tidak. Hingga akhirnya raga dan hatimu benar-benar tidak bersamaku lagi.

Aku bergumam tatkala kamu pergi meninggalkan. Sisi hatiku mengerang. Amarah, dendam, benci, tak sudi, semua berkumpul menguasai hampir seluruh diri. Namun sisi lain hatiku berbisik pelan diantara riuh rintih: Sudahlah. Lepaskan. Membenci masa lalu hanya akan membuatmu menjadi pesakitan. Ubah caramu menyikapi. Jangan hidup di dalam dendam dan penyesalan.

Mungkin kita – atau hanya aku – perlu merenung. Berpikir sejenak bahwa pertemuan kita setidaknya tak akan menjadi sia-sia saja. Sebab darimu, aku belajar mencintai dan memiliki. Sementara kamu hanya belajar menyakiti.

Terimakasih telah melukai, sebab karna itu aku mengerti bagaimana untuk menjadi lebih kuat kembali.
Terimakasih telah melukai, sebab karna itu aku bisa menata kembali hati yang kau buat sedih.
Terimakasih telah melukai. Meskipun perih, aku bahagia karena takkan lagi tersakiti.
Share:

Friday, August 11, 2017

Setelah Kepergianmu

Kamu pernah menjadi poros semestaku, sebagaimana kamu yang juga menjadikanku sebagai poros semestamu. Aku menggenggam erat tanganmu, pada suatu petang dibawah langit yang tak terlalu jingga. Kita pernah berjanji untuk tak saling pergi meninggalkan. Berjanji untuk saling menguatkan ketika langkah mulai lelah. Berjanji untuk menghapus semua luka dan memulai bahagia.

Kamu pernah menjadi masa depan yang ingin aku raih, sebagaimana kamu yang juga memimpikan untuk menjalani masa depan berdua denganku. Kita kemudian merencanakan tentang banyak hal. Tentang rumah kita yang mungil dan halamannya ditanami bunga-bunga. Tentang jenis kucing yang nantinya akan kita pelihara. Tentang dinding rumah yang nantinya akan kita penuhi dengan foto-foto dan koleksi buku.

Kamu pernah menjadi lentera di gelapku, sebagaimana kamu yang menjadikanku gemerlap di gulitamu. Aku pernah merasa kecewa tatkala sesuatu yang kuimpikan belum mampu aku raih. Lalu kamu datang bak malaikat dari surga. Pelukanmu kala itu membuatku mampu berdamai dengan diriku sendiri. Kamu pernah menangis sedu sedan tatkala musibah merenggut semua bahagiamu. Lalu aku mendekap tubuhmu. Meyakinkan bahwa semua yang terjadi memang sudah jalannya. Kamu hanya perlu melihat dengan sabar dan syukur. Tak lama, rona wajahmu kembali merekah.

Kamu pernah menjadi oase di tandusku, sebagaimana kamu yang menjadikanku hujan di gersangmu. Kita adalah dua insan yang saling membutuhkan. Aku membutuhkanmu sebagai penggenap dari ganjilku, kamu membutuhkanku sebagai penguat dari lemahmu. Aku membutuhkanmu sebagai rumah dari pulangku, kamu membutuhkanku sebagai pendengar dari segala keluh kesahmu.

Namun akhirnya, kita menjadi seperti orang asing yang tak pernah saling mengenal. Aku dan kamu menjadi sendiri kembali. Tak ada lagi kita, tak ada lagi mimpi yang ingin diwujudkan bersama, tak ada lagi sapa, dan tak ada lagi rasa.

Kamu pergi sebelum kita sempat merayakan kebersamaan di tahun keempat. Katamu aku telah berubah hingga kamu meragukan keseriusanku. Aku terpukul kala itu. Salahkah seorang lelaki yang jarang mengabarimu karena sedang sibuk menyiapkan masa depan denganmu?

Sekarang, setelah kepergianmu, aku harap aku akan tetap baik-baik saja. Meski aku tahu ada sebagian dari diriku yang kau hancurkan, tapi bukankah hidup harus tetap berlanjut bukan? Kehilanganmu memang menyakitkan. Tapi aku percaya hatiku akan kuat.

Aku, biarlah hancur. Biarlah kau sakiti. Biarlah kau tinggal pergi. Tak apa. Jika kau memang menemukan orang yang lebih baik, pergilah. Karena kau memang pantas untuk dapatkan yang terbaik. Tapi jika ternyata pilihanmu salah, nikmati sedihmu sendiri. Jangan pernah menoleh lagi kebelakang lalu berharap kembali melangkah bersama. Sebab aku telah melangkah jauh meninggalkanmu. Mencari bahagia yang tentunya bukan bersamamu lagi.

Terimakasih karena pernah menjadi bagian hidupku. Sebab karenamu, aku telah mempelajari dua hal sekaligus : jatuh karena cinta dan bangkit karena dikhianati.
Share:

Sunday, August 6, 2017

Jangan ragu. Aku mencintaimu

Seseorang pernah berkata kepadaku : Jika kelak kamu menemukan seseorang yang dapat menerima kekurangmu, memaafkan kesalahanmu, mengingatkanmu jika salah, mengajakmu membumi kembali ketika kau lupa daratan, membuatmu tersenyum ketika duniamu kelabu, maka, cintai dia.

Semestaku sebelum kau datang adalah sebuah pengulangan yang sangat membosankan. Pagiku hanya terisi dengan sendiri yang berteman sunyi. Malam hanya berteman dengan sekumpulan tugas yang mengundang kantuk. Aku adalah manusia yang terbiasa menikmati setiap waktu dengan kesendirian. Menulis tentang cinta hanya untuk diriku sendiri. Membaca larik puisi yang romantis untuk diriku sendiri. Aku tak pernah tau rasanya membagi kisah, sebagaimana aku yang sebelumnya tak pernah jatuh cinta.

Hingga akhirnya kau datang....

Kau datang dengan segala pesonamu yang membuatku luluh. Aku tak pernah mengerti tentang apa yang terjadi kala itu. Hingga pada akhirnya aku mulai menyadari bahwa aku jatuh cinta. Ya! Akhirnya aku jatuh cinta.

Kau datang dengan cara yang tak pernah aku kira. Siapa sangka bahwa tatap pagi itu adalah awal dari semuanya. Siapa sangka bahwa sapa waktu itu adalah awal dari secercah rasa. Siapa sangka bahwa tiap temu kita dulu adalah awal dari debar yang tak biasa. Kita terjebak dalam ruang dan waktu untuk saling bertemu. Beruntungnya, setiap rasa yang ada berbalas sempurna.

Kau datang, pada sebuah awal yang terakhir. Untuk setiap cerita yang akan terjadi, untuk setiap langkah yang akan selalu beriring, untuk setiap bahagia yang akan disyukuri, untuk setiap duka yang akan dipikul bersama, untuk setiap mimpi yang akan kita raih, untuk setiap cinta yang tak akan pernah binasa, semoga rasa diantara kita tak pernah berubah.

Dan, semestaku setelah kau datang menjadi lebih bernyawa. Pada tenangmu aku telah berlabuh. Meski nanti engkau marah atau murka, aku mencoba untuk tidak mengangkat jangkar dan berlayar pergi. Pada senyummu aku berlabuh. Meski suatu hari senyummu berubah menjadi tangis, aku disampingmu untuk memulai sebuah tawa yang baru. Pada hatimu aku berlabuh. Dan disana, aku ingin selamanya. Aku ingin ada dalam doa yang kau aminkan.

Kau telah datang, masuk ke dalam kehidupan seseorang yang kau ambil penuh hatinya.
Maka, jangan ragu. Aku mencintaimu.
Share:

Saturday, May 20, 2017

Berjanjilah Untuk Menetap

Kita adalah sepasang petualang yang kehilangan arah.
Aku dan kamu mencari jalan pulang sendiri. Berjalan tak tentu arah , berjalan tanpa kenal lelah. Lalu kita saling bertemu pada suatu pagi. Waktu yang mempertemukan. Semesta selalu mempunyai cara tersendiri untuk menyatukan.
Adalah matamu yang membuatku terpaku kala itu. Meski baru pertama kali melilhat, binar mata itu seolah menangkapku. Kau masuk ke dalam hidupku tanpa permisi. Berputar seperti bianglala yang tak kenal henti di pikiranku. Pagi itu, aku tenggelam, pada tatap awal matamu.

Kita adalah luka yang mencari tempat untuk berserah
Aku benci saat kamu bercerita bahwa kamu pernah ditinggalkan begitu saja. Hatimu yang merona dibuatnya lebam membiru, senyum manismu terganti menjadi tangis, suka mu berubah menjadi luka. Aku benci melihatmu tak bahagia.
Namun aku juga percaya bahwa luka akan menemukan akhirnya, hati yang terluka akan menemukan penggantinya. Sekarang tenanglah. Tinggalkan dukamu jauh-jauh. Adalah aku yang berjanji akan membuatmu kembali bahagia, sebab perempuan sepertimu tak pantas untuk kembali terluka.

Kita adalah sosok yang saling memendam rasa
Aku senang saat kamu menceritakan tentang banyak hal. Aku adalah pendengar yang baik, maka sebanyak apapun kau akan bercerita, aku tak akan pernah lelah untuk setia mendengarkan. Hingga lambat laun aku mulai menyadari, bahwa kelak aku ingin menjadi bagian dari cerita dalam hidupmu, ingin menjadi tempatmu untuk berbagi keluh kesah, ingin menjadi orang yang kau percayai, dan ingin memenangkan hatimu.

Aku percaya, bahwa setiap langkah akan menemukan akhir, setiap jiwa akan menemukan pasangannya, setiap tangan akan menemukan genggamannya, dan setiap hati akan menemukan pelabuhannya.
Aku juga percaya bahwa hidup bukanlah sebuah kebutulan. Bertemu denganmu juga bukanlah sebuah kebetulan. Kita tidak bertemu untuk kemudian saling berpisah dan berjauhan bukan? Jatuh hati kepadamu juga bukan kebetulan, melainkan sebuah kepastian dan keyakinan.

Maka, berjanjilah untuk menetap
Meski dalam keadaan apapun, berjanjilah langkah kita akan tetap bersama
Meski dalam situasi apapun, berjanjilah kita akan tetap saling menuntun
Meski dalam kondisi apapun, berjanjilah kita tetap menjadi kita
Sebab padamu, aku telah labuh.
Sebab padamu, aku ingin menghentikan pencarian.
Share:

Sunday, January 22, 2017

Untuk Yang Pernah Jatuh Cinta Lalu Terluka

Untuk yang pernah jatuh cinta lalu terluka,
Sudah berapa banyak air mata yang kau keluarkan? Dulu kamu bilang dia lah yang akan menjadi pelangi di harimu, menjadi embun di pagimu, juga menjadi jingga di senjamu. Tapi ternyata harapanmu tak pernah terjadi sekalipun. Alih-alih menjadi pelangi di harimu, ia malah menjadi gemuruh yang paling rusuh. Alih-alih menjadi embun di pagimu, ia malah menjadi kabut yang mengaburkan. Alih-alih menjadi jingga di senjamu, ia malah menjadi mendung yang kelam.

Untuk yang pernah jatuh cinta lalu terluka,
Masihkan hatimu lebam dan membiru? Sebelum ia masuk di kehidupanmu, aku tahu hatimu selalu merona serupa bunga. Tapi, bukankah cinta selalu memberikan kejutan? Ia yang hari ini terluka bisa jadi esok akan sangat bahagia karena cinta. Pun sebaliknya. Ia yang hari ini sangat bahagia bisa jadi esok akan sangat terluka karena cinta. Akan ada banyak kejutan yang terjadi jika sedang jatuh hati. Yang perlu dilakukan adalah, rayakan setiap hal baik terjadi, dan bersiaplah bersedih jika hal buruk yang terjadi.

Untuk yang pernah jatuh cinta lalu terluka,
Masihkah dirimu diselimuti penyesalan? Penyesalan yang kau buat sendiri. Penyesalan yang sebenarnya tak perlu terjadi. Namun, tak perlu kau salahkan pilihanmu atas penyesalan ini. Sebab pilihan dari hati kadang tak sepenuhnya salah. Yang salah adalah harapan yang terlalu besar atas pilihanmu sendiri.

Untuk yang pernah jatuh cinta lalu terluka,
Masihkan kau menangisi kepergiannya? Tak apa. Menangislah. Hati yang terluka memang perlu cara untuk kembali bahagia. Menangis adalah cara awalnya. Lalu setelah itu, mulailah untuk bangkit dan tertawa lagi. Biarkan orang-orang di sekelilingmu menganggapmu lemah karena menangis. Sebab menangis bukan sebuah hal yang tabu. Sebagaimana duka yang butuh peratapan, hati yang mati juga butuh peratapan.

Untuk yang pernah jatuh cinta lalu terluka,
Sudahkah berniat untuk segera mencari penggantinya? Ah tidak. Jangan dulu. Setidaknya jangan secepat itu. Butuh waktu bagimu memaafkan. Butuh waktu bagi hatimu untuk kembali utuh. Jangan berpura-pura bahagia jika sedang terluka. Jangan segera mencari pengganti jika hati sedang bersedih. Dia yang memang untukmu akan tiba di waktu yang tepat, bukan di waktu yang cepat.

Untuk yang pernah jatuh cinta lalu terluka,
Masihkah kamu memeluk duka? Berdukalah sejadi-jadinya. Berdukalah sebab kamu sedang terluka. Biarkan hari-harimu diisi dengan tangis, sesal, dan marah untuk beberapa saat. Lalu ingatlah satu hal bahwa selalu ada duka setelah luka, dan juga pasti selalu ada bahagia setelah duka.

Untuk yang pernah jatuh cinta lalu terluka,
Masihkah kamu ingin kembali jatuh cinta?
Share: