Nak,
dunia sedang tak baik-baik saja saat kamu pertama kali terbebas dari perut Ibu.
Ada banyak kekacauan sejak awal tahun. Banyak tragedi dan kehilangan. Hingga
ada sebuah wabah yang menyerang hampir seluruh dunia. Diantara kekacauan itu,
kamu hadir, Nak. Tangismu membawa haru di ujung mata Ayah dan Ibu. Dunia
sesungguhnya boleh saja sedang kalap, namun dunia kecil yang kita miliki
bersama Ibu tidak.
Nak,
ketakutan terbesar Ayah dan Ibu kala itu adalah kami tidak bisa melindungimu.
Namun saat pertama kali kamu menangis di peluk Ibu, saat pertama kali tangan
mungilmu menggenggam jari Ayah, saat itulah kami merasa bahwa kamulah yang menguatkan
kami. Lemahmu memberi kami kekuatan untuk menjagamu dengan sepenuh-penuhnya
sayang.
Ayah
selalu mengingat tendangamu yang keras saat masih di dalam perut Ibu dulu.
Tendangan yang selalu Ayah nantikan sesaat sebelum lelap. Kasian Ibu. Dia suka
kaget kalau kamu menendang perutnya saat Ibu lagi bernyanyi. Suara Ibu jelek
ya, Nak? Hahaha. Ayah juga tidak suka suara Ibu kamu kalo dia sedang
marah-marah. Tapi tak apa, Nak. Nanti kalau kamu dimarahin karena kebanyakan
makan es krim, bilang ke Ayah ya. Biar kita makan es krim diam-diam waktu Ibu
lagi menyuci baju.
Nak,
Ayah tak sabar melihat raut mukamu nanti saat pertama kali merasakan asamnya
buah jeruk. Ayah juga sangat menantikan momen saat pertama kali kamu bisa melangkahkan
kaki lalu berlari. Mendengarkan segala celotehmu saat mulai bisa berbicara,
atau mendapatimu pulang menangis karena kelahi saat bermain. Nak, tumbuhlah
menjadi sosok yang lebih hebat dari Ayah dan Ibu ya.
Jadilah
kuat, Nak. Nanti luka bisa saja menikammu dari segala penjuru mata angin. Kelak
mungkin kamu akan terjatuh karena kenyataan pahit. Kamu mungkin akan menangis
di tengah malam karena lelah akan hidup. Langkahmu bisa saja goyah saat
dihadapi banyak masalah. Kembali dan peluklah Ayah dan Ibu. Peluk Ibumu adalah
tempat yang paling nyaman untuk segala luka, peluk Ayah adalah tempat yang
paling hangat agar kau kembali kuat.
Nak,
terima kasih telah menjadi pelengkap dunia kami. Terima kasih telah menjadikan
Ayah dan Ibu lebih baik. Sekarang, izinkan Ayah dan Ibu menyayangimu lebih lama
dari selamanya, lebih dari kami menyayangi diri kami sendiri.