Sekejap yang membekas di dada
Menerka-nerka pada bagian mana aku membuat luka
Atau
Atau memang kau yang ternyata berpura-pura
Hingga semua patah tanpa kata
Hancur di antah berantah
Pada tiap langkah yang dulu kuartikan sebagai pulang, kau membakarnya menjadi luka paling dalam
Cidera dan rasa sakit itu kemudian membekas
Berserak dalam satu museum bernama masa lalu
Beratap mimpi dan harap yang mulai usang
Berlantai janji yang urung aku genapi
Disana,
Di ambang pintunya yg mulai rapuh
Tersisa aku yang diam mematung
Berdiri dengan kepala tunduk
Menghela dengan sisa udara di dada
Menyadari tak lagi ada kau yang mengalir di darah
Lihat,
Tengoklah ke belakang
Ke tempat yang dulu pernah ada kau disana
Sekeping hati itu kemudian lebam membiru
Dihujam langkah kepergianmu
Kemudian apa yang lebih kejam dari itu?
Lihat,
Tengoklah sekali lagi
Aku telah penuh luka
Singkatnya, hanya aku yang berjuang