Dulu, saat kita masih bersama, ada
banyak keceriaan yang tercipta setiap harinya. Dari pagi, petang, hingga malam,
aku dan kamu selalu menemukan cara untuk ceria.
Dulu, saat kita saling memiliki
satu sama lain, aku tak pernah sepi menghadapi hari-hari. Saat aku bosan, kamu
dengan sabar menemaniku. Membuatku hidup lagi layaknya gersang menemui hujan.
Dulu, saat kita tak pernah jauh,
aku merasa itulah saat terbaik bersamamu. Aku melihat dunia melaluimu. Melalui
kebaikanmu.
Kata orang, cinta itu adalah tentang
bagaimana kita saling melengkapi satu sama lain. Tapi bagiku, cinta bukan hanya
tentang saling melengkapi. Lebih dari itu, cinta juga mengajarkan bagaimana
cara terbaik untuk berpisah.
Saat pertama menemukanmu, aku
langsung jatuh hati kala itu. Kagum pada kemampuanmu, terpikat pada magismu. Memang
banyak yang aku temui, tapi akhirnya pilihan jatuh kepadamu. Saat itu—saat
mulai memilikimu—aku mulai merasakan kebahagiaan tiap harinya. Bersamamu, aku
melihat dunia dengan mudah. Karenamu, semuanya menjadi lebih indah.
Dan benar saja, putusanku untuk
memilihmu tak pernah salah. Kita bertemu untuk saling melengkapi. Aku tanpa
kamu hanyalah hampa. Kamu tanpa aku pun hampa. Setahun lebih kita saling
bersama. Aku mencintaimu dengan sepenuh hati. Tanpa henti dan pamrih, aku
mencintaimu tak bertepi. Hingga hidup menemui mati.
Sekarang semuanya telah berakhir.
Kita—atau lebih tepatnya aku—memutuskan untuk tak lagi bersamamu. Berat memang.
Tapi seperti kataku, cinta juga mengajarkan cara terbaik untuk berpisah. Mungkin
inilah cara yang terbaik itu. Kita memang ditakdirkan bersama, tapi kita juga
ditakdirkan untuk berpisah setelah kebersamaan itu. Merelakanmu untuk bahagia
bersama yang lain adalah bentuk cintaku yang baru kepadamu. Sulit untuk
melepaskanmu yang telah lama menemani hari-hariku. Sulit juga untuk melupakan
setiap goresan kenangan yang dulu pernah kita ukir bersama. Tapi percayalah, ini
yang terbaik.
Saat kita jatuh cinta, kita siap
untuk mencintai. Tapi saat kita berpisah, kita tak pernah benar-benar siap
untuk melupakan. Karena cinta bukan ingatan yang bisa dilupakan, cinta adalah
perasaan yang akan sempurna jika ada yang memiliki. Maaf, aku melepaskanmu.
Untukmu, Handphone Samsung yang
kemarin aku jual. Aku menjualmu bukan karena aku tak lagi mencintaimu. Aku
takut tak merawatmu lagi. Hanya itu. Kamu pantas lebih bahagia dari sekarang. Bahagialah
bersama pemilikmu yang baru. Penuhi pintanya. Bahagiakan ia seperti kamu dulu
membahagiakanku. Aku akan baik-baik saja. Mungkin sebentar lagi aku akan
mendapatkan penggantimu. Handphone baru dengan performa yang lebih yahud. Tapi
percayalah, sedikitpun aku tak akan melupakanmu. Maaf kalau aku sering
menjatuhkanmu dari atas kasur. Aku tak sengaja. Sumpah.