Friday, June 26, 2015

Maaf Aku Melepaskanmu

Dulu, saat kita masih bersama, ada banyak keceriaan yang tercipta setiap harinya. Dari pagi, petang, hingga malam, aku dan kamu selalu menemukan cara untuk ceria.

Dulu, saat kita saling memiliki satu sama lain, aku tak pernah sepi menghadapi hari-hari. Saat aku bosan, kamu dengan sabar menemaniku. Membuatku hidup lagi layaknya gersang menemui hujan.

Dulu, saat kita tak pernah jauh, aku merasa itulah saat terbaik bersamamu. Aku melihat dunia melaluimu. Melalui kebaikanmu.

Kata orang, cinta itu adalah tentang bagaimana kita saling melengkapi satu sama lain. Tapi bagiku, cinta bukan hanya tentang saling melengkapi. Lebih dari itu, cinta juga mengajarkan bagaimana cara terbaik untuk berpisah.

Saat pertama menemukanmu, aku langsung jatuh hati kala itu. Kagum pada kemampuanmu, terpikat pada magismu. Memang banyak yang aku temui, tapi akhirnya pilihan jatuh kepadamu. Saat itu—saat mulai memilikimu—aku mulai merasakan kebahagiaan tiap harinya. Bersamamu, aku melihat dunia dengan mudah. Karenamu, semuanya menjadi lebih indah.

Dan benar saja, putusanku untuk memilihmu tak pernah salah. Kita bertemu untuk saling melengkapi. Aku tanpa kamu hanyalah hampa. Kamu tanpa aku pun hampa. Setahun lebih kita saling bersama. Aku mencintaimu dengan sepenuh hati. Tanpa henti dan pamrih, aku mencintaimu tak bertepi. Hingga hidup menemui mati.

Sekarang semuanya telah berakhir. Kita—atau lebih tepatnya aku—memutuskan untuk tak lagi bersamamu. Berat memang. Tapi seperti kataku, cinta juga mengajarkan cara terbaik untuk berpisah. Mungkin inilah cara yang terbaik itu. Kita memang ditakdirkan bersama, tapi kita juga ditakdirkan untuk berpisah setelah kebersamaan itu. Merelakanmu untuk bahagia bersama yang lain adalah bentuk cintaku yang baru kepadamu. Sulit untuk melepaskanmu yang telah lama menemani hari-hariku. Sulit juga untuk melupakan setiap goresan kenangan yang dulu pernah kita ukir bersama. Tapi percayalah, ini yang terbaik.

Saat kita jatuh cinta, kita siap untuk mencintai. Tapi saat kita berpisah, kita tak pernah benar-benar siap untuk melupakan. Karena cinta bukan ingatan yang bisa dilupakan, cinta adalah perasaan yang akan sempurna jika ada yang memiliki. Maaf, aku melepaskanmu.


Untukmu, Handphone Samsung yang kemarin aku jual. Aku menjualmu bukan karena aku tak lagi mencintaimu. Aku takut tak merawatmu lagi. Hanya itu. Kamu pantas lebih bahagia dari sekarang. Bahagialah bersama pemilikmu yang baru. Penuhi pintanya. Bahagiakan ia seperti kamu dulu membahagiakanku. Aku akan baik-baik saja. Mungkin sebentar lagi aku akan mendapatkan penggantimu. Handphone baru dengan performa yang lebih yahud. Tapi percayalah, sedikitpun aku tak akan melupakanmu. Maaf kalau aku sering menjatuhkanmu dari atas kasur. Aku tak sengaja. Sumpah.
Share:

2 comments:

Tinggalkan jejak kalian disini. komen yaa :)