Untuk kamu, yang hatinya ingin
kumiliki.
Apa kamu pernah merencanakan
untuk jatuh cinta? Sekali saja? Kepada siapapun itu. Pernah? Kalau tidak,
berarti aku benar. Jatuh cinta tak pernah bisa direncanakan.
Dulu, aku tak pernah sedikitpun
berfikir untuk jatuh cinta kepadamu. Hanya mengetahuimu saja sudah cukup bagiku
kala itu. Tak lebih. Dan aku memang tak berharap lebih. Itu dulu. Namun soal
hati siapa yang tahu. Perasaan yang biasa-biasa saja itu berubah tak lama
setelah kita menjauh.
Aku mulai mencintaimu. Entah
sejak kapan tepatnya. Tapi bagiku itu adalah hal yang terbaik dalam hidup.
Kenapa? Karena engkau memang pantas untuk dicintai. Maka tak heran banyak yang
jatuh cinta kepadamu. Aku salah satunya. Tapi aku belum mau bilang ke kamu.
Nanti saja. Tunggu aku sudah pantas untuk kamu. Tunggu aku memang layak untuk
kau miliki. Tunggu aku memang pantas untuk mendapatkan hati seorang bidadari.
Kapan? Nanti. Sabar dulu.
Aku gak mau asal bilang cinta.
Bukan apa-apa. Aku sudah cukup dewasa, pun kamu. Kita sudah bukan remaja alay
yang dengan mudah terjebak cinta semu. Tiba-tiba saja cinta eh tiba-tiba juga
putus. Percuma. Ngabisin waktu. Nanti deh aku tunjukin sama kamu bagaimana
cinta itu yang sebenarnya. Cinta yang berkualitas. Cinta yang memang pantas
untuk disebut sebagai cinta. Cinta yang tak pernah menuntut kesempurnaan, tapi
cinta yang melengkapi kekurangan.
Aku tak pernah berencana untuk
mencintaimu. Kalaupun aku berencana, mungkin aku akan berencana untuk jatuh
cinta kepada Raisa, Pevita, atau Dian Sastro. Kenapa enggak? Toh cuma rencana.
Gagal gak masalah. Masih ada Chelsea Islan.
Aneh mungkin. Kamu, yang tak
pernah masuk dalam rencanaku, tiba-tiba saja aku cintai begitu dalam. Tiba-tiba
saja aku cintai sepenuh hati. Tiba-tiba saja aku cintai sampai kini. Ahh jatuh
cinta memang seperti itu. Kamu, nih, ya, aku kasih tau, kalau ada orang yang bilang
mencintai kamu, tanya dulu itu rencananya apa bukan. Bukan apa-apa, belajar deh
dari yang namanya perjalanan. Banyak kan suatu perjalanan yang sudah
direncanakan jauh-jauh hari tapi ujung-ujungnya malah batal. Nggak jadi. Iya
kan? Nah coba lihat juga berapa banyak sebuah perjalanan yang tak direncanakan sedikitpun
tapi berakhir lebih mengaesankan. Pasti lebih menarik kan daripada yang
direncanakan sekalipun? Iya. Tapi kalo yang bilang cinta ke kamu itu aku, gak
usah ditanya lagi. Itu bukan rencana. Itu keputusan. Ingat keputusan itu
mutlak. Kalo rencana bisa berubah, bahkan bisa gagal. Hehehe.
Untuk kamu.
Aku punya hati. Tak banyak. Hanya
satu. Aku ingin memberikannya kepada seseorang. Entah kepada siapa. Kamu mau?
Mau aja deh. Karena aku juga mau kamu. Jadi, buat kamu, coba deh jatuh cinta
sama aku. Gak usah direncanakan. Sama kayak aku. kita jatuh cinta aja
tiba-tiba. Terus kita jalani hari-harinya. Aku tak banyak memberikan hal-hal
yang romantis mungkin, tapi yakinlah kalau semua akan berjalan indah.
Tenang aja kok. mungkin kalau
kelak kita bersama, aku tak banyak memberikan kejutan romantis buat kamu. Aku
terlalu kaku buat itu. Tapi kita bisa ganti dengan cara lain kok. Dengan cara
yang lebih menyenangkan. Dengan cara yang hanya aku dan kamu yang pernah
melakukannya di dunia ini. Mungkin aja. Kita bisa memancing di planet Mars kalo
kamu mau. Atau mungkin kalau kamu tertarik, kita bisa menghitung jumlah roket
yang meluncur di jalur Gaza. Gimana? Lebih asyik kan?
Nikmati saja caraku mencintaimu.
Tak sesempurna yang kamu bayangkan mungkin, banyak kekurangan, tapi aku
mencintaimu apa adanya. Dengan caraku. Karena cinta yang sesungguhnya tak
menuntut kesempurnaan. Ia hanya butuh kasih sayang, yang dijubahi kesetiaan.
Jadi,
Jangan marah kalau aku
mencintaimu
Jangan tanya kenapa aku
mencintaimu
Jangan pula tanya sejak kapan aku
mencintaimu
Karena jatuh cinta tak pernah
direncanakan. Ia jatuh begitu saja.
Kehatimu
Sejak dulu
Hingga kini
Dan
entah sampai kapan.
haha setuju bgt sama 'kita bukan remaja alay' XD
ReplyDeletetembak aja mas
Curcolnya dalem banget, ahaha.. Buruan ditembak gan!!
ReplyDelete