Aku berterima kasih
kepada Tuhan untuk apa yang telah ia tetapkan.
Biarkan aku bercerita
sejenak dan singkat, tentang perempuan dengan senyum lebar tanpa lesung di pipinya.
Aku bisa saja menggambarkan betapa senyum yang ia punya mampu membuat kalian
mengucap kagum, tapi aku berbaik hati untuk tak membuat kalian iri.
Aku percaya waktu akan
membawa kita kepada hal-hal yang terbaik dalam hidup. Seperti mataku yang dulu menangkap
ia pada sebuah waktu yang sama sekali tak kuduga. Maaf jika lancang, tapi aku
dan mataku telah bersepakat untuk diam-diam mencuri tatap kearahnya kala itu. Menghitung
berapa kali ia tertawa sembari menutup mulut, melihat serius mimik wajahnya
kala membalas pesan whatsapp, yang membuatku berkhayal bahwa itu adalah pesan
whatsapp untukku.
Waktu tak pernah salah. Jika
saja aku dan dia dipertemukan lebih cepat, mungkin aku belum belajar banyak hal
untuk menjadi lelaki yang dapat mengendalikan ego. Atau jika saja aku dan dia
dipertemukan lebih lama, bisa saja ia telah berada pada peluk yang bukan aku.
Waktu tak pernah
berbohong. Perlahan-lahan waktu membawaku dari pencarian hingga menemukan, dari
hati yang salah ke hati yang kuyakini tepat, dari hati yang terluka hingga
akhirnya kembali merekah. Membawaku pada seseorang yang asing yang kemudian aku
cintai.
Waktu telah membawa ia
kepadaku. Betapa ia telah memiliki aku seluruhnya saat ini. Dan betapa aku
ingin berbisik di telinganya, mengucapkan sebuah kalimat untuk mengawali semua
yang akan dimulai : “Selamat datang di hatiku.
Di depan sana halang rintang menanti kita. Itu takkan mudah. Tapi, akan kuraih
tanganmu. Takkan kubuat kamu menyerah, sebab bersama aku dan kamu ada kekuatan
yang melekat dalam tubuh, yang akan terus menguatkan ketika gerak jalan kita telah
pelan-pelan sekarat.”
Mantap gan tapi saya belom baca sih
ReplyDelete