Wednesday, December 13, 2023

Untukmu

Aku selalu membayangkan menjadi satu-satunya pundak yang kau cari saat lelah dunia membuatmu penuh keluh kesah. Kemudian di pundakku kau merebahkan segalanya. Memejamkan mata sejenak, mengisi kembali tenaga untuk kemudian esok kau mampu bangkit dan berpijak lagi. Untukmu, aku akan menjadi tempatmu bersandar. Atas segala pelik, atas segala masalah yang mencekik.

Aku selalu membayangkan menjadi satu-satunya telinga yang akan mendengarkan segala cerita dan celotehmu. Pada telingaku kau akan menemukan sebaik-baiknya pendengar atas segala ucapmu. Tentang pekerjaan yang membuatmu lelah, atau mimpi yang membuatmu gelisah. Untukmu, telingaku akan selalu ada. Berbicaralah sampai kau lelah dan aku akan mendengarkan. 


Aku selalu membayangkan menjadi satu-satunya genggam yang tak ingin kau lepas. Pada genggamku kau menemukan tenang. Tak lagi risau dengan apa yang akan dihadapi di depan sebab kau tahu, aku selalu disampingmu. Menguatkanmu saat langkahmu goyah, menopangmu saat langkahmu penuh darah. Untukmu, genggamku akan selalu mengiringi tiap jejakmu.


Aku selalu membayangkan menjadi satu-satunya peluk yang kau rindu. Kemudian di pelukku kau kembali menemukan hangat dari segala resah yang membuatmu gigil. Dalam dekapku, ragamu berlabuh. Dalam dekapku, degup kita berirama menjadi satu. Untukmu, pelukku akan selalu menjadi rumah yang paling tenang.


Aku selalu membayangkan menjadi satu-satunya sosok yang kau pilih. Untuk melengkapi, untuk melindungi, untuk kau berikan ruang mencintai tanpa henti. 

Sebab untukmu, cinta itu selalu ada.

Meski kelak engkau dimana

Meski kelak aku telah tiada

Share:

Wednesday, November 8, 2023

Merayakan Kita

desrezaarief.blogspot.com

Aku selalu suka memandangi wajahmu berkali-kali. Teduh yang amat lucu. Senyum yang teramat candu. Serupa mentari pukul tujuh, dadaku selalu hangat tatkala tatap kita beradu. Kau adalah perayaan itu. Letup-letup kecil di dada yang selalu aku syukuri hadirnya.

Aku selalu suka wangimu. Yang tertinggal di jaket, yang melekat di tangan tatkala kita bergandengan. Wangi yang menenangkan. Kau adalah perayaan itu. Hal-hal kecil darimu yang selalu aku rindukan.

Aku selalu suka hadirmu dalam hidupku. Menjelma menjadi keistimewaan yang Tuhan berikan. Kau adalah perayaan itu. Raga yang akan selalu aku jaga dalam dekap paling hangat. Hati yang tak akan pernah aku buat biru lebam. Semestaku telah berporos padamu. Berputar untuk kelak melawati banyak suka duka, berdua, dalam langkah yang akan selalu sama, dalam kisah yang akan lama.

Aku selalu suka kamu. Berkali-kali dan berlama-lama. Tanpa kenal waktu dan tanpa jeda. Sebab kau adalah perayaan itu. Temaram tatkala malamku terlalu redup. Bias rona jingga tatkala petangku terlampau kelabu. Kau adalah perayaan itu. Bising di kepala yang kerap membuatku terjaga.

Aku selalu suka merayakan kita. Dalam genggam-genggam erat, dalam langkah-langkah tak cepat, dalam lelah sepulang kerja, dalam tawa-tawa kecil, dalam debat-debat akan makan dimana, dalam cerita-cerita tentang banyak hal. Aku ingin selalu merayakan kita.

Sebab kau telah lebih dulu aku rayakan. Dalam banyak semoga yang melangit, agar selalu kau yang pulang dalam lingkar pelukku. Kau adalah usai yang aku ingin.

Share:

Sunday, January 15, 2023

Mata

 

desrezaarief.blogspot.com

Pada matamu aku ingin tenggelam.

Seperti itulah kemudian tatap matamu. Dalam yang ingin aku selami. Mencari kemungkinan aku mendapat tempat disana. Menjadi satu-satunya yang pertama kau tatap ketika sisa malam masih menggantung di matamu. Menjadi satu-satunya yang terakhir kau tatap ketika kau membenamkan lelah.


Pada matamu aku ingin menang.

Aku ingin mencintaimu dengan serakah saja. Tak membiarkan sesuatu membuat matamu merah lebam. Menghapus tangis lukamu aku ingin. Menggantikannya dengan binar bahagia hingga rona jingga petang kalah elok. Disitulah kemudian aku ingin ada. Menjadi satu-satunya pemenang di tajam matamu.

 

Pada matamu aku ingin pulang.

Layaknya anak kecil yang pulang bermain, aku ingin pulang pada tenang matamu. Menatapnya sambil berbincang tentang hari yang aku lalui. Hari yang dipenuhi dengan letih dan pening. Lalu pada hitam bola matamu, aku kembali menemukan nyawa. Untuk kemudian terus hidup menjadi satu-satunya cahaya yang kau rindu.

 

Pada matamu aku ingin berkelana.

Aku ingin pergi ke banyak tempat. Menatap segala yang indah di banyak sudut. Dan aku ingin kamu ada. Menatap bersama, melangkah seirama, berkelana ke banyak arah. Aku ingin berkelana bersama cantik tatapmu. Menunjukkan kepada dunia bahwa tak ada yang lebih beruntung daripada menjadi satu-satunya yang dipandang oleh mata secantikmu.

 

Pada matamu aku ingin ditatap

Dalam dekat

Dalam lekat

Dalam penuh harap bahwa akulah nanti yang akan kau miliki utuh

Dalam penuh semoga.

Semoga kelak adalah aku: yang memantul di bening matamu

 

Ah, lihat itu. Tatap tajam matamu, tembam pipimu, berpadu rapih dengan elok senyummu. Kau adalah bentuk sempurna dari yang aku cari, dari yang aku ingin.


Share:

Sunday, December 11, 2022

Mula

Bermula pada ketiadaan, kau hadir selepas kopi pagi hari

Membawa sebuah harap pada langkah menemukan

Membawa getar pada hati yang pernah getir

 

Bermula pada penantian, kau hadir yang semoga menggenapkan

Kau hadir yang semoga menyembuhkan

Kau hadir yang semoga adalah akhir

 

Begitulah kemudian semua bermula.

Mula atas semua temu

Mula atas semua rasa

Mula atas semua rindu

Lalu rinduku menjelma menjadi doa yang paling lantang. Memintamu untuk dapat kudekap, pada peluk yang paling panjang

 

Begitulah kemudian kau mulai memenuhi kepalaku

Menjadi senyum yang paling candu

Menjadi suara yang ingin selalu kudengar

Menjadi sosok yang selalu aku cari pada sudut mata

Lalu pada tatapmu yang dalam, aku seketika tenggelam. Mengalir kau pada tiap denyut nadi. Memenuhi rongga dada hingga pada tiap hembus nafasku, kau ada

 

Begitulah kemudian semua bermula

Titik temu kita

Share:

Sunday, July 3, 2022

Dan Aku Memilihmu

Dan aku memilihmu

Untuk kelak kupeluk beribu-ribu kali

Untuk kelak aku sayangi hingga mati

Akan ada banyak penantian untuk kita

Akan ada banyak sabar yang harus dilalui

Namun sekali lagi, aku telah memilihmu

Saat ini hingga nanti

 

Dan aku akan menjagamu

Dalam jarak

Dalam doa

Dengan sekuat-kuatnya amin dan semoga

Dan pada ruang yang dinamai hati

Kau abadi aku miliki

 

Dan aku akan menunggumu

Dengan penuh sabar

Dengan banyak rindu tanpa jeda

Hingga nanti entah pada detik keberapa

Kita akan melipat semua ruang yang memisahkan

Menang atas segala cemas dalam benak selama berjarak

 

Dan betapa denganmu adalah takdir yang sangat aku inginkan

Maka menetaplah, tak apa

Sungguh tak apa jika ingin selamanya

 

Aku memilihmu

Aku sayang kamu banyak-banyak

Akan selalu begitu

Share:

Monday, June 13, 2022

Apa Kabar?

 

Apa kabar?

Terakhir aku dengar, kau sudah bisa tersenyum lebar. Berdiri dengan gagah dan tegar. Memandang segala masa lalu tak lagi dengan nanar.

Entah dengan cara apa kau akhirnya bisa berdamai. Memeluk semua duka yang menyayat hingga tak ada sejengkal pun hatimu yang tak terluka. Entah dengan cara apa pula kau akhirnya bisa kembali berdiri. Setelah langkahmu menuju bahagia dipatahkan oleh kenyataan yang tak berpihak.

Apa kabar?

Terakhir aku dengar, kau sudah lebih memahami apa itu arti merelakan. Yang awalnya kau terjerat pada kisah yang terpaksa berakhir nestapa, sekarang tak lagi kau biarkan dirimu tergenang dalam tangis air mata.

Apa kabar?

Sudahkah kau kembali membuka ruang di luas hatimu? Aku masih menjadikanmu tempat untuk menetap. Aku masih menjadikanmu garis akhir dari pencarian. Aku masih, dan akan selalu masih, menginginkanmu.

Apa kabar?

Aku, kamu, dan kita, adalah sebaik-baiknya cerita yang harus dimulai. Aku kehilangan arah ketika dulu kau tinggalkan. Kita, dua orang yang seharusnya berada pada titik yang sama. Memeluk dan merangkul. Membelai dan mendekap. Kita, dua yang seharusnya berada pada tuju yang sama. Bersama hingga akhir.

Kamu apa kabar?

Semoga selalu baik. Disini, kabarku baik-baik saja. Lama menghilang ternyata tetap tak membawamu hilang dari hidupku. Rasa ini ternyata masih ada dan belum pudar. Tak akan kusembunyikan lagi sebab aku ingin kau tahu.

Apa kabar?

Masihkah ada ruang untukku pulang?

Share:

Monday, December 6, 2021

Tepat Setelah Lampu Dipadamkan

desrezaarief.blogspot.com

Tepat setelah lampu dipadamkan

Kau menjelma menjadi satu-satunya peluk yang aku rindukan

Kantuk yang hilang

Kenangan yang datang

Dan luka yang masih segar dalam ingatan

Menyesaki setiap ruang kekosongan yang kau tinggalkan

 

Adalah aku yang kemudian gelisah dalam kelam

Mencari jalan pulang yang bukan lagi dirimu

Mencari kehilangan dalam gelap

Membayangkan kau tak memilih untuk berpindah hati dan lenyap

 

Lalu lihatlah,

Tepat setelah lampu dipadamkan

Rencana kita tentang masa depan

Rumah berpagar tinggi

Liburan ke pulau Bali

Kucing peliharaan yang berbulu putih

Lebur menjadi kepingan yang berserakan

 

Dan pada tiap angan-angan yang urung jadi kenyataan

Pada ratapan kosong yang panjang

Pada harap yang masih melayang

Kau masih menjadi satu-satunya terang yang ingin aku raih

Kau masih menjadi satu-satunya suara yang ingin aku dengar sebelum lelap

 

Tepat setelah lampu dipadamkan

Aku membayangkanmu

Aku menunggu hadirmu

Kembali

Pada peluk yang pernah kau nikmati

Share: