Wednesday, April 2, 2025

Rindu Itu Kamu

Rindu itu doa

Yang kurapal 

Yang kulangitkan dengan banyak semoga

Agar kau

Pada harinya kelak

Dapat kupeluk ribuan kali


Rindu itu jarak

Yang ingin kulipat

Yang ingin kupangkas

Mengalahkan waktu

Agar kau dapat kugapai

Dalam satu hela napas


Rindu itu milikmu

Yang kujaga selama degup masih ada

Hingga tua

Akan selalu kepadamu aku jatuh

Akan selalu pelukmu tempatku berlabuh


Rindu itu kamu

Perempuan dengan senyum mata sayu

Perempuan dengan banyak tingkah lucu

Perempuan yang kujadikan arah tuju

Yang kuminta

Selalu

Tanpa kenal waktu

Share:

Friday, March 14, 2025

Untuk Perempuan Paling Gemas Sedunia

Dari laki-laki yang kerap kamu usap kepalanya.

 

Kali ini cukup diam dan dengarkan.

Aku akan menceritakan bagaimana kamu telah tenggelam jauh ke dalam hidupku.

Menjadi bagian yang selalu aku banggakan

Menjadi bagian yang selalu aku rindu

Aku akan menceritakan bagaimana hadirmu membuatku menjadi lebih utuh

Ada sesuatu di kepalamu yang membuatku selalu ingin menyelaminya. Perempuan cerdas dengan segala tingkahnya. Menyelami isi kepalamu merupa kegembiraan di pasar malam. Disana aku tersesat dengan sukarela. Berubah menjadi anak kecil yang tak ingin pulang. Berubah menjadi anak kecil yang selalu riang.

Sadarkah betapa jeli matamu melihat sesuatu? Seperti saat kamu menemukan uban di anak rambutku, atau saat kamu menemukan semut kecil di dalam gelas tatkala ingin menyeduh teh, atau ketika kamu mampu menebak mimik wajahku ketika sedang tak memakai kacamata. Aku sempat mengira bahwa kamu adalah intel yang menyamar menjadi kekasihku. Tapi, ah, mana mungkin perempuan selucu ini kuat menjadi intel. Jalan kaki agak jauh aja besoknya bisa demam.

Kamu adalah perwujudan dari kata peduli. Seperti saat kamu tiba-tiba membetulkan rambutku yang kusut tertiup angin, atau saat kamu memberikan tisu tatkala makanku belepotan, atau saat kamu memberi tahu kalau aku harus pakai baju apa hari ini saat kita ingin pergi keluar. Seketika aku merasa merasa menjadi lelaki yang paling beruntung di dunia yang tua ini.

Tapi...

kamu juga bawel. Sehingga bagimu tak ada perkara remeh.

Aku pernah lupa mencabut charger hp, dan kau – dengan mata coklatmu yang tajam – menatapku tanpa berbicara. Aku mengerti tatap itu. Apalagi kalau bukan marah. Wow takut sekali. Kamu juga pernah memarahiku karena sendawa setelah makan. Katamu itu ngga sopan dan harus mengucapkan maaf setelah sendawa, kataku itu refleks dari lambungku yang lucu. Tapi baiklah, aku jadi belajar sesuatu yang baru. Denganmu, aku menjadi lelaki yang penuh kehati-hatian.


Sarah,

Aku mencintaimu dengan seluruh

Terima kasih untuk hari-hari yang penuh cerita

Tetaplah seperti itu

Tetaplah berpegangan dan jangan pernah merenggang

Share:

Thursday, February 20, 2025

Berjuta Kali Sejak Hari Itu

Hari itu kudapati senyummu

Di balik pintu

Diantara hawa tempat baru

Berbalut hitam bajumu

Kau sapa aku dengan suara paling merdu


Hari itu kudapati suaramu

Menjelma menjadi bunyi paling candu

Menjelma menjadi temu yang selalu aku tunggu

Di bawah langit malam, kau benamkan aku

Dengan ceritamu

Dengan coklat binar tatapmu 


Hari itu aku tenggelam pada tatapmu

Tajam yang sayu

Kedip yang merayu

Membayangkan disana kelak aku akan berteduh selalu

Dari segala gemuruh yang mengganggu

Dari segala pilu yang tak tentu

Kau tenangkan aku dalam pelukmu


Hari itu aku menemukan pulang pada pelukmu

Pada degup yang beradu

Pada genggam yang menyatu

Kita melangitkan banyak semoga tanpa ragu

Berharap didengar Sang Pemilik Waktu


Dan berjuta kali sejak hari itu

Akan kau temukan aku dengan cinta yang sama selalu

Yang menggebu

Yang penuh rindu


Berjuta kali sejak hari itu

Tak terukur sudah syukurku memilikimu

Share:

Tuesday, November 26, 2024

Terangkai Pukul Dua Dini Hari

 

Lalu kau mulai mengisi tiap sudut kepalaku

Mengalir memenuhi segala pembuluh

Menjelma menjadi sosok yang akhirnya selalu aku rindu

Kepadamu

Aku tahu

Cinta mulai tumbuh


Lalu tercebur aku di telaga pandangmu

Riang hanyut kau bawa aku tertawa

Teduh tatapmu lalu menyelamatkan

Dari gelap

Dari hampa yang menggerogoti


Lalu mendekatlah

Akan kupetik duka paling hebat di sudut matamu

Akan kuseduh hangat dalam dekap paling tenang

Akan kusajikan terang setelah gemuruh menerpamu panjang

Akan kuseka lukamu yang berlinang


Lalu di lautan hatimu aku ingin berlabuh

Memaknai akhir pada genggam tanganmu

Menyandarkan segala cemas di tepi pundakmu

Dan biarkan aku disana

Menetap

Menua bersama wangimu


Lalu jadilah rumah untuk segala puisi-puisiku

Menjadi akar untuk rimbun kasihku

Untukku merebah setelah patah tak tentu arah

Untuk menjadi alasan

Bahwa pada pelukmu yang paling lapang

Aku selalu ingin pulang


Lalu barangkali akan kulengkapi sebagian hatimu yang hilang

Barangkali akan kau genapkan segala ganjilku

Hingga kelak

Pada pukul dua dini hari

Tak hanya sunyi yang memeluk sendiriku





Share:

Thursday, October 3, 2024

Singkatnya..


Singkatnya, semua runtuh

Sekejap yang membekas di dada

Menerka-nerka pada bagian mana aku membuat luka

Atau

Atau memang kau yang ternyata berpura-pura

Hingga semua patah tanpa kata

Hancur di antah berantah

Pada tiap langkah yang dulu kuartikan sebagai pulang, kau membakarnya menjadi luka paling dalam

Cidera dan rasa sakit itu kemudian membekas

Berserak dalam satu museum bernama masa lalu

Beratap mimpi dan harap yang mulai usang

Berlantai janji yang urung aku genapi

Disana,

Di ambang pintunya yg mulai rapuh

Tersisa aku yang diam mematung

Berdiri dengan kepala tunduk

Menghela dengan sisa udara di dada

Menyadari tak lagi ada kau yang mengalir di darah

Lihat,

Tengoklah ke belakang

Ke tempat yang dulu pernah ada kau disana

Sekeping hati itu kemudian lebam membiru

Dihujam langkah kepergianmu

Kemudian apa yang lebih kejam dari itu?

Lihat,

Tengoklah sekali lagi

Aku telah penuh luka


Singkatnya, hanya aku yang berjuang

Share:

Wednesday, July 3, 2024

Sialnya, Kita Berada di Persimpangan


desrezaarief.blogspot.com


Aku mensyukuri berjuta-juta kali bahwa pada dirimu aku pernah berlabuh. Sejak saat itu, sejak kita hanya berdua, kau menjadi satu yang akan selalu aku jaga. Aku telah menahan langkahku agar tepat di depanmu aku berhenti.


Aku telah melangitkan beribu-ribu doa agar usai semua cari pada pelukmu. Yang aku ingin dan yang kamu ingin, adalah apa yang aku harap akan sama. Hingga kita melengkapi, hingga kita saling tak ingin pergi.


Berpuluh-puluh tahun dari hari ini, aku membayangkan kita yang menua dengan uban penuh di kepala. Langkah yang mulai lemah namun ada genggammu yang terus menguatkan. Mata yang mulai rabun hanya untuk sekadar melihat kerut di wajahmu. Hingga salah satu dari kita mati, namun dalam abadi aku tetap ingin engkau lagi.


Sialnya, sebelum sampai kesana, kita bertahan tak lebih lama dari mimpi yang masih ingin aku raih. Menemukan titik usai dan titik gagal pada langkah kita yang belum panjang.


Sialnya, tak kutemukan lagi tatap hangatmu seperti saat pertama kita bertemu. Dingin menyelimuti bincang kita, dan tepat setelah itu, aku kehilanganmu.


Sialnya, kita berada di persimpangan

Dan kau memilih jalan yang berbeda

Share:

Wednesday, December 13, 2023

Untukmu

Aku selalu membayangkan menjadi satu-satunya pundak yang kau cari saat lelah dunia membuatmu penuh keluh kesah. Kemudian di pundakku kau merebahkan segalanya. Memejamkan mata sejenak, mengisi kembali tenaga untuk kemudian esok kau mampu bangkit dan berpijak lagi. Untukmu, aku akan menjadi tempatmu bersandar. Atas segala pelik, atas segala masalah yang mencekik.

Aku selalu membayangkan menjadi satu-satunya telinga yang akan mendengarkan segala cerita dan celotehmu. Pada telingaku kau akan menemukan sebaik-baiknya pendengar atas segala ucapmu. Tentang pekerjaan yang membuatmu lelah, atau mimpi yang membuatmu gelisah. Untukmu, telingaku akan selalu ada. Berbicaralah sampai kau lelah dan aku akan mendengarkan. 


Aku selalu membayangkan menjadi satu-satunya genggam yang tak ingin kau lepas. Pada genggamku kau menemukan tenang. Tak lagi risau dengan apa yang akan dihadapi di depan sebab kau tahu, aku selalu disampingmu. Menguatkanmu saat langkahmu goyah, menopangmu saat langkahmu penuh darah. Untukmu, genggamku akan selalu mengiringi tiap jejakmu.


Aku selalu membayangkan menjadi satu-satunya peluk yang kau rindu. Kemudian di pelukku kau kembali menemukan hangat dari segala resah yang membuatmu gigil. Dalam dekapku, ragamu berlabuh. Dalam dekapku, degup kita berirama menjadi satu. Untukmu, pelukku akan selalu menjadi rumah yang paling tenang.


Aku selalu membayangkan menjadi satu-satunya sosok yang kau pilih. Untuk melengkapi, untuk melindungi, untuk kau berikan ruang mencintai tanpa henti. 

Sebab untukmu, cinta itu selalu ada.

Meski kelak engkau dimana

Meski kelak aku telah tiada

Share: