Pada bulan purnama yang hadir
bersama angin sepoi yang meninabobokkan.
Aku meletakkan sebuah rasa disana.
Diantara cahayanya yang menimpa atap-atap rumah, diantara cahayanya yang
menembus sela pohon cemara. Adalah cinta yang setiap saat terus ada. Berjalan,
walaupun gontai dan lunglai, ia tetap mencari peraduan yang berupa hatimu. Meski
jauh, meski penuh rintang.
Pada bulan purnama yang menghiasi
langit berdebu.
Aku menitipkan sebuah hati untuk
seseorang yang berada jauh disana. Ceritakan padanya bahwa pada malam yang
beraroma mimpi, ada aku disini yang selalu mengingat parasnya. Maka, lihatlah
sejenak langit yang gelap ini, eja dari setiap bait-bait cinta yang tersirat
lewat binar bulan.
Pada bulan purnama yang menjadi
penerang disaat langit kelam.
Aku sudah lebih dulu mencintaimu. Bahkan
disaat pagi baru dirangkum. Hingga nanti malam siap menggantikan, jangan
mengira cinta ini ikut tenggelam di ufuk barat, atau hilang dan pergi bersama
kelapak elang. Ia akan hadir kembali bersama rona purnama.
Pada bulan purnama yang
menenangkan.
Sampaikan ini padanya:”Kamu adalah
bentuk sempurna dari kesempurnaan. Bersandarlah pada warna pelangi dan kemudian
lihatlah aku dari sana. Lihat. Aku menyeru satu suara. Namun kau takkan bisa
mendengar, suaraku sudah terlanjur mati dibeku udara. Kau hanya bisa melihat
aku yang terdampar dihatimu sudah sejak lama. Berdiri gagah meski terabaikan.
Takkan pernah pergi meski waktu menarik seluruh aku.”
Pada bulan purnama yang menawarkan
keindahan.
Sampaikan pula padanya bahwa aku
menunggunya disini, disebuah sudut yang disesaki rindu. Datanglah, kelak akan
aku ceritakan betapa hebatnya seorang pria yang bernama aku bisa mencintaimu
tanpa pernah kamu tau dan tanpa pernah kamu duga.
Teruntuk
engkau, wanita yang namanya terselip di kata kesepuluh di awal tulisan ini, aku
ingin mencintaimu lebih lama dari selamanya.
Jakarta,
5 februari 2015
Ditulis
pada saat bulan purnama menyapa malam.
Bulan purnama...mitosnya selalu saja ada hal aneh tak masuk akal tiap kali ada bulan purnama.
ReplyDeleteahh jgn percaya mitos deh hehehe
Deletekata-katanya manis. Keep writing yaa :)
ReplyDelete*kunjungan pertama
siap! alhamdulillah. terimakasih kunjangannya :)
DeleteSurat yang mudah-mudahan terbaca :)
ReplyDeletemudah-mudahan yaa
Deletekata yang ke sepuluh? "meninabobokkan"?
ReplyDeleteseharusnya "terselip" ya bro bukan "yang ada".
Deletethanks udah diedit :)
bagus bro tulisannya ... lanjutkan
ReplyDelete