Monday, February 9, 2015

Kepada Bulan Purnama

Pada bulan purnama yang hadir bersama angin sepoi yang meninabobokkan.
Aku meletakkan sebuah rasa disana. Diantara cahayanya yang menimpa atap-atap rumah, diantara cahayanya yang menembus sela pohon cemara. Adalah cinta yang setiap saat terus ada. Berjalan, walaupun gontai dan lunglai, ia tetap mencari peraduan yang berupa hatimu. Meski jauh, meski penuh rintang.

Pada bulan purnama yang menghiasi langit berdebu.
Aku menitipkan sebuah hati untuk seseorang yang berada jauh disana. Ceritakan padanya bahwa pada malam yang beraroma mimpi, ada aku disini yang selalu mengingat parasnya. Maka, lihatlah sejenak langit yang gelap ini, eja dari setiap bait-bait cinta yang tersirat lewat binar bulan.

Pada bulan purnama yang menjadi penerang disaat langit kelam.
Aku sudah lebih dulu mencintaimu. Bahkan disaat pagi baru dirangkum. Hingga nanti malam siap menggantikan, jangan mengira cinta ini ikut tenggelam di ufuk barat, atau hilang dan pergi bersama kelapak elang. Ia akan hadir kembali bersama rona purnama.

Pada bulan purnama yang menenangkan.
Sampaikan ini padanya:”Kamu adalah bentuk sempurna dari kesempurnaan. Bersandarlah pada warna pelangi dan kemudian lihatlah aku dari sana. Lihat. Aku menyeru satu suara. Namun kau takkan bisa mendengar, suaraku sudah terlanjur mati dibeku udara. Kau hanya bisa melihat aku yang terdampar dihatimu sudah sejak lama. Berdiri gagah meski terabaikan. Takkan pernah pergi meski waktu menarik seluruh aku.”

Pada bulan purnama yang menawarkan keindahan.
Sampaikan pula padanya bahwa aku menunggunya disini, disebuah sudut yang disesaki rindu. Datanglah, kelak akan aku ceritakan betapa hebatnya seorang pria yang bernama aku bisa mencintaimu tanpa pernah kamu tau dan tanpa pernah kamu duga.

Teruntuk engkau, wanita yang namanya terselip di kata kesepuluh di awal tulisan ini, aku ingin mencintaimu lebih lama dari selamanya.


Jakarta, 5 februari 2015
Ditulis pada saat bulan purnama menyapa malam.
Share:

9 comments:

  1. Bulan purnama...mitosnya selalu saja ada hal aneh tak masuk akal tiap kali ada bulan purnama.

    ReplyDelete
  2. kata-katanya manis. Keep writing yaa :)

    *kunjungan pertama

    ReplyDelete
  3. kata yang ke sepuluh? "meninabobokkan"?

    ReplyDelete
    Replies
    1. seharusnya "terselip" ya bro bukan "yang ada".
      thanks udah diedit :)

      Delete
  4. bagus bro tulisannya ... lanjutkan

    ReplyDelete

Tinggalkan jejak kalian disini. komen yaa :)