Saturday, July 12, 2014

Benarkah itu, Nona?

Mungkin kamu sekarang sedang menikmati desiran angin di beranda rumahmu. Atau mungkin kamu sedang duduk diam sembari menundukkan kepala dan  matamu menatap fokus ke layar handphone. Karena setahuku kamu sangat suka menghabiskan waktu di sore hari dengan bermain sosial media. Atau mungkin kamu sekarang sedang terbaring lemas di atas kasur sembari memegang perutmu yang lapar, berharap waktu berbuka puasa segera tiba. Hahaha entahlah. Maafkan aku nona jika perkiraanku itu tidak ada yang benar.

Nona, izinkan aku –lagi-lagi– bercerita denganmu. Tenang, ini bukanlah cerita misteri, ini bukan juga cerita tentang kehebatan kerajaan-kerajaan zaman dahulu. Aku ingin bercerita tentang bagaimana Aku bisa jatuh hati kepadamu. Iya, aku. Aku tak tahu mengapa aku ingin sekali menulis tentang ini untukmu. Mungkin karena memang kamu harus mengetahuinya. Nona, biarkan aku bercerita.

Aku mengenalmu sudah sejak lama. Jika tidak salah aku sudah mengenalmu sejak 6 tahun lalu. Saat itu, tidak ada yang menarikku sedikitpun untuk mengenalmu secara lebih dekat. Engkau Nona, hanya aku kenal sebagai wanita pendiam yang menurutku bersahaja. Hanya itu. Tidak lebih. Tapi entah mengapa sejak saat itu wanita pendiam yang bersahaja itu selalu menarik perhatianku. Tak jarang aku mencuri pandangan kearahmu hanya sekedar ingin melihatmu tersenyum. Maka sejak saat itu, aku memastikan diriku jatuh hati kepadamu.

Aku mulai mencari segala hal tentangmu. Asal kamu tahu, Nona, banyak cara yang aku lakukan untuk lebih mengetahuimu. Aku tak segan menanyakan hal-hal yang kamu sukai kepada temanmu. Darisana aku mengetahui bahwa kamu sangat menyukai kucing. Kamu juga sangat suka menonton film-film action. Pernah juga aku menanyakan bagaimanakah sosok lelaki impianmu kepada teman-temanmu. Tapi Nona, aku tak pernah berusaha menjadi seperti lelaki impianmu itu. Bagiku aku adalah aku. Aku tak ingin terlalu banyak sandiwara. Aku ingin dicintai olehmu apa adanya, lalu aku akan mencintaimu selamanya. Aku juga sering melihat semua sosial media yang kamu miliki hanya untuk lebih tahu tentangmu. Lebih dari itu aku juga ingin tahu sedang apa kamu. Sejak saat itu yang ada difikiranku hanya kamu, Nona.

Kemudian aku memberanikan diri untuk menyapamu. Memang tidak secara langsung. Aku hanya menyapamu lewat sosial media. Ada perasaan cemas dan takut saat aku mulai ‘menyapamu’. Disatu sisi aku takut nanti kamu menganggap aku sebagai orang yang sok kenal. Tapi disisi lain aku ingin sekali ‘menyapamu’. Kuberanikan diriku. Sampai ketika ada sebuah pemberitahuan darimu di facebookku dan ada sebuah mention darimu di twitterku. Tak heran aku sangat bahagia waktu itu. Apalagi balasanmu mengisyaratkan seolah kita sudah kenal sangat dekat. Degup jantungku langsung tak beraturan. Sejak saat itu aku tak bisa melupakanmu sedikitpun, Nona. Entah ini sebuah kebodohan atau sebuah kebutuhan. Yang jelas aku sangat menikmatinya.

Iya, itulah sedikit cerita dariku. Aku masih sangat jelas mengingatmu. Namun yang terakhir aku ingat, kamu tak ingat apapun tentangku. Benarkah itu, Nona?


Maaf jika aku mengakhiri tulisan ini dengan sebuah pertanyaan.
Share:

2 comments:

  1. Boleh gak yah saya copas buat dikasih ke gebetan saya... wkwkwkwk
    Lagi kasmaran nih nulisnya.. Cieeee... Tapi kenapa harus diakhiri oleh sebuah pertanyaan?? hehehe (komen saya juga diakhiri
    oleh pertanyaan.. thanks)

    ReplyDelete
    Replies
    1. silahkan. boleh saja kok :)
      semoga gebetannya suka hehehee

      Delete

Tinggalkan jejak kalian disini. komen yaa :)