Mungkin kamu sekarang sedang menikmati desiran angin
di beranda rumahmu. Atau mungkin kamu sedang duduk diam sembari menundukkan
kepala dan matamu menatap fokus ke layar
handphone. Karena setahuku kamu sangat suka menghabiskan waktu di sore hari
dengan bermain sosial media. Atau mungkin kamu sekarang sedang terbaring lemas
di atas kasur sembari memegang perutmu yang lapar, berharap waktu berbuka puasa
segera tiba. Hahaha entahlah. Maafkan aku nona jika perkiraanku itu tidak ada
yang benar.
Nona, izinkan aku –lagi-lagi– bercerita denganmu.
Tenang, ini bukanlah cerita misteri, ini bukan juga cerita tentang kehebatan
kerajaan-kerajaan zaman dahulu. Aku ingin bercerita tentang bagaimana Aku bisa
jatuh hati kepadamu. Iya, aku. Aku tak tahu mengapa aku ingin sekali menulis
tentang ini untukmu. Mungkin karena memang kamu harus mengetahuinya. Nona,
biarkan aku bercerita.
Aku mengenalmu sudah sejak lama. Jika tidak salah
aku sudah mengenalmu sejak 6 tahun lalu. Saat itu, tidak ada yang menarikku
sedikitpun untuk mengenalmu secara lebih dekat. Engkau Nona, hanya aku kenal
sebagai wanita pendiam yang menurutku bersahaja. Hanya itu. Tidak lebih. Tapi
entah mengapa sejak saat itu wanita pendiam yang bersahaja itu selalu menarik
perhatianku. Tak jarang aku mencuri pandangan kearahmu hanya sekedar ingin
melihatmu tersenyum. Maka sejak saat itu, aku memastikan diriku jatuh hati
kepadamu.
Aku mulai mencari segala hal tentangmu. Asal kamu
tahu, Nona, banyak cara yang aku lakukan untuk lebih mengetahuimu. Aku tak
segan menanyakan hal-hal yang kamu sukai kepada temanmu. Darisana aku
mengetahui bahwa kamu sangat menyukai kucing. Kamu juga sangat suka menonton
film-film action. Pernah juga aku menanyakan bagaimanakah sosok lelaki impianmu
kepada teman-temanmu. Tapi Nona, aku tak pernah berusaha menjadi seperti lelaki
impianmu itu. Bagiku aku adalah aku. Aku tak ingin terlalu banyak sandiwara. Aku
ingin dicintai olehmu apa adanya, lalu aku akan mencintaimu selamanya. Aku juga
sering melihat semua sosial media yang kamu miliki hanya untuk lebih tahu
tentangmu. Lebih dari itu aku juga ingin tahu sedang apa kamu. Sejak saat itu
yang ada difikiranku hanya kamu, Nona.
Kemudian aku memberanikan diri untuk menyapamu.
Memang tidak secara langsung. Aku hanya menyapamu lewat sosial media. Ada perasaan cemas dan takut saat aku
mulai ‘menyapamu’. Disatu sisi aku takut nanti kamu menganggap aku sebagai orang
yang sok kenal. Tapi disisi lain aku ingin sekali ‘menyapamu’. Kuberanikan diriku.
Sampai ketika ada sebuah pemberitahuan darimu di facebookku dan ada sebuah mention
darimu di twitterku. Tak heran aku
sangat bahagia waktu itu. Apalagi balasanmu mengisyaratkan seolah kita sudah
kenal sangat dekat. Degup jantungku langsung tak beraturan. Sejak saat itu aku
tak bisa melupakanmu sedikitpun, Nona. Entah ini sebuah kebodohan atau sebuah
kebutuhan. Yang jelas aku sangat menikmatinya.
Iya, itulah sedikit cerita dariku. Aku masih sangat
jelas mengingatmu. Namun yang terakhir aku ingat, kamu tak ingat apapun
tentangku. Benarkah itu, Nona?
Maaf jika aku mengakhiri tulisan ini dengan sebuah
pertanyaan.
Boleh gak yah saya copas buat dikasih ke gebetan saya... wkwkwkwk
ReplyDeleteLagi kasmaran nih nulisnya.. Cieeee... Tapi kenapa harus diakhiri oleh sebuah pertanyaan?? hehehe (komen saya juga diakhiri
oleh pertanyaan.. thanks)
silahkan. boleh saja kok :)
Deletesemoga gebetannya suka hehehee