Wednesday, July 2, 2014

Iya, itu aku

Nona, aku menuliskan ini untukmu.

Aku ingin bercerita, Nona. Aku ingin bercerita tentang seseorang yang jatuh cinta kemudian ia tak bisa berpaling dari cinta itu.

Seorang laki-laki mendapati dirinya jatuh cinta kepada seorang perempuan. Entah mengapa sang perempuan sangat menarik hati lelaki itu. Setiap hari, tanpa henti, lelaki itu selalu berharap agar perempuan itu dapat mengetahui perasaannya. Tapi sayangnya perempuan itu tak menggubris sedikitpun keberadaan lelaki itu. Ia tak pernah peduli, bahkan tak menganggap lelaki itu ada di dunia ini. Padahal sang lelaki menganggap bahwa perempuan itu adalah dunianya. Namun lelaki itu tetap mencintainya, tetap mengaguminya. Baginya perempuan itu adalah segala-galanya. Ia ingin memiliki perempuan itu seutuhnya, selamanya.

Iya, itu aku. Lelaki yang aku ceritakan diatas adalah aku, dan kamu adalah perempuan itu. Aku mencintaimu, aku mengagumimu, Nona. Maaf jika kamu tidak suka. Aku hanya tak ingin pada akhirnya kita saling membenci tanpa pernah saling tahu.

Iya, itu aku.
Aku yang selalu menyebutkan namamu disetiap bait doaku. Aku yang selalu meminta kepada Tuhan agar kita dipertemukan nanti suatu saat dan disaat itu aku ingin menceritakan banyak hal tentangmu. Termasuk tentang perasaanku ini.

Iya, itu aku.
Aku yang diam-diam menyukai senyum dibibirmu. Aku bersyukur bisa melihatmu tersenyum, karena dengan itu aku menyadari bahwa senyummu adalah sebaik-baiknya senyum di dunia. Ia –senyummu itu—membuatku tak bisa berpaling dan membuatku jatuh cinta berkali-kali kepadamu.

Iya, itu aku.
Aku yang mengharapkan kamu berada tepat didepanku sekarang. Aku juga akan bersyukur apabila kamu ada disini, karena dengan itu aku semakin percaya bahwa bidadari tanpa sayap itu memang nyata.

Iya, itu aku.
Aku yang mencintaimu dalam diam.
Share:

2 comments:

  1. jangan cuma mengharapkan supaya dia tau, harusnya mengungkapkan mehehe

    ReplyDelete

Tinggalkan jejak kalian disini. komen yaa :)