Saturday, February 27, 2016

Untuk Apa Menulis?

Untuk apa menulis?

Pertanyaan itu tiba-tiba muncul ketika saya lagi enak-enaknya makan indomie goreng pake kerupuk. Tapi pas kepikiran itu saya gak tiba-tiba langsung nulis ini. Habisin dulu indomie nya, minum dulu biar gak seret, duduk bentar sambil sendawa tiga kali, terus baru mikir lagi. Buat apa ya nulis?

Saya udah mulai suka nulis sejak SMP, sampai sekarang masih rajin nulis di blog. Nah terus kepikiran aja gitu buat apa ya saya selama ini nulis? Apa karena hobi? Atau karena hobi? Atau jangan-jangan karena hobi? Ya mungkin bisa jadi karena hobi. Tapi terlepas dari itu semua, pentingkah menulis untuk kita? Nah saya mau coba ngebahasnya disini.

Menulis itu kan adalah sebuah kegiatan menulis. MASA SIH?! Oke serius. Menurut saya, menulis itu adalah sebuah kegiatan menuangkan semua yang ada dalam pikiran kita. menulis juga bisa berarti luas. Menulis nama gebetan di batu kali, menulis nama facebook di meja belajar sekolah, menulis nomor hp di tembok wc, dll juga termasuk kegiatan menulis. Tapi saya menyederhanakannya dengan mengartikan menulis disini dengan menulis di blog.

Banyak orang menulis di blog. Mulai dari menulis curhatan, puisi, sajak, cerpen, dan banyak lagi. Kemudian tulisan tersebut di share, kemudian dibaca, traffic blog meningkat, dan mungkin ada yang ngasih komentar. Itu adalah siklus dari tulisan para blogger. Lalu setelah itu apa? Setelah itu pasti para blogger bahagia melihat traffic blognya meningkat. Jujur ya ini soalnya saya juga begitu. Berarti menulis di blog itu cuma sebatas meningkatkan jumlah pembaca aja dong kalo gitu? Ah nggak juga.

Untuk apa menulis?

Bagi sebagian orang, menulis di blog hanya sebatas untuk meningkatkan traffic pembaca, atau ada juga yang menulis di blog hanya ikut-ikutan. Tapi itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang nggak punya passion dalam menulis. Mereka menulis tanpa cinta di setiap tulisannya. Kenapa saya bilang begitu? Karena jika kegiatan menulis dilakukan dengan penuh cinta, maka tak ada rasa khawatir jika traffic blog menurun, tapi khawatir jika tulisan tak kunjung ada untuk diterbitkan. Bagi para blogger, atau khususnya bagi saya pribadi, kehabisan ide untuk ditulis lebih bahaya daripada kehabisan kuota internet. Kalo kehabisan kuota bisa minta wifi punya temen, lah kalo kehabisan ide nulis?

Menulis juga bukan hanya tentang berapa banyak orang yang membaca tulisanmu, lebih dari itu, menulis malah mengajarkanmu tentang bagaimana melihat sesuatu dari sudut pandang lain, mengajarkanmu tentang bagaimana berpikir secara tertata, dan juga mengajarkanmu menuangkan pikiran ke dalam tulisan tentunya. Karena banyak orang diluar sana merasa kesulitan jika harus menulis tentang apa yang ada dalam pikirannya.

Bayangin deh misalnya di masa muda sekarang kita rajin nulis tentang kehidupan kita di blog atau di diary. Apapun itu. Nanti, sekian puluh tahun lagi ketika kita udah memasuki usia senja, semua tulisan yang kita tulis dulunya adalah cara terbaik untuk kembali mengenang masa lalu. Percaya aja apapun yang kita tulis saat ini akan bermanfaat untuk kita sendiri nantinya. Ya minimal untuk sekadar pengingat bahwa dulu kita pernah seperti ini-itu. Jadi, masih tanya untuk apa menulis?


Kalau masih ada yang nanya untuk apa menulis, jawabannya adalah untuk melatih kebiasaan baik buat diri sendiri. Selain itu, menulis juga akan membuat kamu menjadi abadi. Karena semua tulisanmu takkan pernah tergerus waktu dan zaman. Tulisanmu akan abadi, meski kamu mati.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan jejak kalian disini. komen yaa :)