Saturday, January 27, 2018

Aku (bukan) Dilan

Akhir-akhir ini, Dilan menjadi pembicaraan dimana-dimana. Di setiap tongkrongan remaja-remaja alay, di kos-kosan, di kampus, bahkan sampai di warkop. Ah aku muak. Bisakah sejenak berhenti membicarakan Dilan? Lalu kita membicarakan tentang agresi militer Belanda I misalnya? Hmmmm. Kamu kenal Dilan? Maksudku, kamu tau tentang Dilan? Sosok fiksi yang...
Share:

Wednesday, January 24, 2018

Sekarang Kita Berpisah

Sekarang, beberapa hal tak lagi sama. Aku terbangun diawali dengan sesuatu yang berbeda. Tak ada lagi sapa pagimu, juga tak ada lagi semangat darimu. Semuanya melebur terbalut lirih. Jika saja bukan karena keinginan untuk bangkit, mungkin sekarang aku sudah menjadi pesakitan disudut kamar. Mendekap sedih kedua lutut, meratapi ternyata patah hati...
Share:

Saturday, January 20, 2018

Rei

“Rei, lihat” Jane menunjuk kearah ufuk barat. Disana senja sedang menguning. Biasnya membuat langit dan gumpalan merona. Rei menatap sejenak, namun wajahnya tetap menunjukkan raut sedih. Baginya, langit tetap saja mendung. “Ayolah, Rei. Tertawalah sebentar, nikmati dulu senja ini. Kau pantas bahagia lagi” Jane menepuk pundak Rei. Hening sejenak....
Share:

Wednesday, January 17, 2018

Bara yang lara

Panggil ia Bara. Ia Laki-laki. Dan Ia sedang bingung. Bara menyesap secangkir kopi hangat. Puluhan puntung rokok sisa kenikmatan bertumpuk dalam asbak di depannya. Sekarang pukul 3 pagi, ia belum tidur sedikitpun. Matanya merah. Entah karena kantuk yang ia tahan, atau karena tangis yang terbendung. Bangsat! Gumamnya. Ia mendengus kesal. Ternyata...
Share: