“Emak! Pokoknya Asep
mau ke Inggris. TITIK!”
“Ke Inggris mata lo!
Beli beras aje susah. Udah pergi sono bantuin Babe lo di sawah”
Asep terdiam. Dia hanya
menuruti perintah Emaknya. Namun di hatinya yang paling dalam, Asep tetap ingin
menggapai mimpinya yaitu pergi ke Inggris. Tapi bagaimana caranya?
Nah itu tadi cuma secuil
pembukaan aja. Cuma fiktif belaka kok. Tapi yang jelas Asep dan saya mempunyai
mimpi yang sama? Apa itu? Yap! pergi ke INGGRIS.
Entah kenapa dari dulu
saya sangat tertarik sama negeri satu ini. Mungkin ini akibat pelajaran Bahasa
Inggris. Iya, mungkin kalo pas SD dulu diajarkan bahasa Jerman, bisa saja saya lebih
tertarik ke Jerman. Ahh sudahlah.
Ohiya, saya ada hadiah
sedikit nih. Karena mau foto langsung kesana belum kesampaian, jadinya iseng
edit-edit foto gini. hehehee
|
Ini ceritanya selfie di depan Big Ben :D |
|
yang ini abis nelpon foto dulu :D |
Nahh jadi sebenarnya
kenapa saya sangat ingin ke Inggris? Pertama karena saya suka sepakbolanya.
Hehehe. Sebagai salah satu pecinta sepakbola, sangat sangat mengagumi sepakbola
di Inggris. Terutama Liga Inggris yang – katanya – sebagai Liga terbaik di
dunia. Nggak usah dibandingin deh sama yang di Indonesia. Kalah jauhhhhhhh. Semoga
nanti saya bisa duduk di salah satu tribun penonton di stadion Wembley. Amin..
Alasan kedua adalah
karena saya terinspirasi dari buku nya Ahmad Fuadi. Yap, setelah saya membaca
novel trilogi Negeri 5 Menara beliau, saya sadar bahwa tidak ada alasan untuk tidak
mempunyai mimpi yang besar. Beliau yang dulunya bisa dikatakan (maaf) orang yang
tidak punya, bisa mewujudkan mimpinya untuk kuliah di Amerika. Nahh saya
tertantang. Saya juga bukan berasal dari keluarga yang kaya. Tapi saya tidak
takut bermimpi untuk ke Inggris. Siapa tau bisa sama seperti bang Ahmad Fuadi,
tinggal di luar negeri bersama wanita tercinta. Iya, itu kamu, ****. hahahahaaa
Alasan ketiga
sebenarnya sangat simple, yaitu karena saya ingin merasakan salju. Hahaha agak
absurd ya. Tapi memang ini kenyataannya. Dari dulu saya sangat penasaran
bagaimana rasanya memegang salju, merasakan dinginnya salju yang menempel di
lidah, dan lempar-lemparan bola salju. Liat orang Eropa pas musim salju
mulutnnya kalo ngomong ngeluarin asap gitu kesannya keren banget. Hahahaa.
Bicara kapan target
kesana, saya sudah menghitungnya jauh-jauh hari. Beruntungnya saya masih muda
sekarang. Umur 18 tahun ini kan saya bakal lulus SMA nih (AMINNN), dan terus
kuliah yang saya targetkan paling lama 5 tahun. Jadi saat lulus kuliah umur
saya masih 23 tahunan lah. Saat itulah masa produktifnya mencari duit.
Kerja-gajian-tabung, kerja-gajian-tabung-dst.... Setelah duitnya terasa cukup,
tanggal 7 Januari 2025 saya HARUS berangkat ke Inggris. InsyaAllah. Masih lama
ya? Yahh nggak apa-apa deh. Daripada cepet-cepet terus pas nyampe di Inggris
duitnya capet abis juga karna belum cukup. Heheheee.
Untuk menggapai mimpi
saya itu, tentunya saya tidak boleh
berdiam diri dan cuma berharap dong. Apa yang harus dilakukan? Usaha, berdoa,
dan jangan lupa minta doa orangtua. Yap, point terakhir itu sangat penting.
Ingat yaa, dibalik orang yang sukses meraih mimpinya, pasti ada doa orang tua
yang menyertai. Selain itu, mungkin sepotong quote ini akan terus menjadi
pembakar semangat saya.
“
Bermimpilah setinggi langit, bahkan lebih tinggi lagi. Dan jika seandainya
engkau terjatuh, maka engkau akan terjatuh diantara taburan bintang-bintang”
Tapi jika pada akhirnya
usaha saya tidak membuahkan hasil dan saya tidak jadi pergi ke Inggris, tentunya
saya akan sangat kecewa, sedih, dan marah. Marah kepada siapa? Kepada diri saya
sendiri tentunya. Kenapa saya bisa gagal mewujudkan mimpi sementara orang lain
tidak? Tapi semoga usaha saya untuk mewujudkan mimpi tidak gagal :)
Btw, lagu The
Changcuters yang berjudul London jadi lagu favorit saya loh. Itung-itung nyanyi
berbonus doa. Hehehee J
“London....London...
ingin ku kesana....”
“I DECLARE, I WILL
ACCOMPLISH MY DREAMS”