Hujan hari ini
membawaku rindu kepada satu nama.
Menyusup lembut ke
fikiran membawa berjuta kenangan yang kian memburam.
Melengkungkan senyum
tipis di bibir ketika mengingatnya kembali.
Aku disini, duduk
termangu mengeja kata ditemani rintik hujan yang membawa dingin. Menuangkan
segala emosiku kedalam secarik kertas.
Aku disini, berharap
hujan yang membawa sejuk dapat menemaniku mengabadikan namumu lewat sajak-sajak
nan indah.
Apa kabar kamu?
Masihkah engkau menyukai hujan?
Aku ingat ketika dahulu
kita berjalan di bibir pantai. Menikmati sapuhan lembut buih-buih ombak yang
menampar kaki kita. Saat itu awan senja yang menguning tiba-tiba berubah menjadi hitam
pekat yang kemudian memuntahkan butiran hujan. Aku segera menarik tanganmu untuk
mencari tempat berteduh, namun sambil tersenyum engkau menolaknya. Engkau
malah mengajakku bermain bersama bulir hujan. Menikmati tetesan air hujan yang menimpa
wajah ketika kepala kita mendongak keatas.
Sekarang semua kenangan
itu kembali. Terseok-seok pelan namun dengan pasti membawa kerinduan. Perih
mengingatnya lagi namun hati yang tanpa letih tetap meletakkan harapan.
Akankah
tanganku merangkulmu lagi, Nona?
Apa kabar kamu?
Masihkah engkau menyukai hujan?
Izinkanlah aku menjadi
hujan, menyejukkan jiwamu saat amarah menguasai batinmu.
Izinkanlah aku menjadi
hujan, membasahi hatimu yang kering kerontang dengan butiran kasih sayang yang
akan kutetesi tanpa henti.
Izinkanlah aku menjadi
hujan, menemanimu dikala mengadu sendu, kemudian menghadirkan pelangi untukmu.
Apa kabar kamu? Masihkan
engkau menyukai hujan tapi tidak dengan gemuruhnya?
selamat menjadi hujan :)
ReplyDeleteheheheee bisa aja :D
Deletetidak suka hujan itu kalau bikin banjir :(
ReplyDeletetapi kan nggak selalu bikin banjir hihihiiii :p
Delete