Untuk
pertama kalinya, aku menuliskan sebuah surat untukmu.
Mungkin
saat ini kamu sudah merasakan asam manisnya hidup yang kau jalani. Ribuan
langkah kaki telah membuat dirimu menjadi semakin mengerti akan arti sebenarnya
dari kehidupan. Banyak jejak-jejak kaki yang kau tinggalkan selepas engkau
menempuh jalan yang engkau pilih. Kamu, yang dulu tak pernah terfikir untuk
melangkah sejauh ini telah mengetahui bahwa dunia ada kalanya tidak berpihak
padamu.
Aku
masih ingat saat tanggal 1 Desember 12 tahun silam, waktu itu kamu masih
menjadi bocah kecil yang belum tahu apa-apa dan belum mempunyai tujuan mau
kemana kamu. Menghabiskan waktumu dengan tertawa dan menangis karena bermain
adalah hal yang selalu kamu lakukan setiap harinya. Aku juga ingat saat engkau
bermain bola di sebuah lapangan di dekat rumahmu. Saat itu apabila ditanya
cita-cita, kamu dengan lantang menjawab ingin menjadi pemain sepakbola. Persis
seperti pemain bola idolamu, Ronaldinho. Lalu seminggu kemudian, saat kamu
ditanya lagi tentang cita-cita, kamu dengan lantang pula menjawab ingin menjadi
polisi, persis seperti polisi yang biasa ada di depan sekolahmu. Ahh, itulah
kamu dulu. Bocah kecil dengan mimpi dan cita-cita yang berbeda tiap minggunya.
Kemudian
saat dirimu mulai beranjak remaja, kamu mulai kesana kemari untuk mencari jati
diri. Persimpangan-persimpangan hidup telah engkau lalui hanya untuk mencari
jalan mana yang memang pantas untuk kau tempuh. Banyak rasa yang kau kecap
disana: kesedihan, kebahagiaan, kecewa, haru, lucu, kehilangan. Semuanya
menjadi satu kesatuan rasa yang menemani perjalanan hidupmu.
Mungkin
saat ini ada banyak mimpi-mimpi yang belum sepenuhnya kau raih. Ada banyak juga
keinginan-keinginan yang belum kau penuhi. Namun, pesanku untukmu, jangan
pernah sedikitpun engkau merasa lelah bahkan berhenti untuk mendapatkan apa
yang kamu inginkan. Berikan usaha terbaik dalam kau mengupayakannya. Ingatlah
bahwa garis batas antara keberhasilan dan kegagalan itu sangatlah tipis.
Bersabarlah dalam meraih mimpimu, berjuanglah dalam meraih keinginanmu. Sebab,
engkau tak pernah tahu apa yang Tuhan persiapkan untukmu didepan.
Mungkin
saat ini engkau belum sepenuhnya memberikan yang terbaik bagi kedua orang
tuamu. Masih banyak kebodohan-kebodohan yang engkau lakukan. Maka, pesanku
untukmu, lihatlah sejenak kedua orang tuamu. Sudah berapa banyak pengorbanan
yang ia lakukan untukmu? Sudah berapa banyak tenaga yang mereka habiskan hanya
untuk membuatmu lebih kuat? Sudah berapa banyak namamu disebutkan dalam setiap
doa-doanya? Janganlah engkau kecewakan cinta mereka kepadamu. Balas semua
kebaikan kedua orangtuamu dengan kesuksesanmu. Sebab, kedua orangtuamu adalah
malaikat tanpa sayap yang diciptakan Tuhan untuk dirimu.
Untukmu,
Apabila
suatu saat nanti kamu mulai jenuh akan hidup, apabila suatu saat nanti kamu
mulai terasa lelah meraih mimpimu, bacalah lagi surat ini. Ingatlah bahwa ada
aku. Aku akan selalu ada disampingmu, aku akan selalu menyebutkan namamu disetiap
amin dan semoga-ku, aku takkan pernah ingin melihatmu menyerah. Ingatlah Aku,
karena Aku adalah dirimu.
Selamat
ulang tahun, Desreza Arief Budiman.
Di
umurmu yang baru ini, jadilahkanlah dirimu lebih baik lagi. Jangan pernah lelah
meraih apa yang kamu inginkan. Dan, bahagiakanlah orang-orang yang mencintaimu.
Bandung,
1 Desember 2014.
Sebuah
surat dariku, untuk diriku sendiri.
Romantis juga bro :D
ReplyDeletehaha iya dong. untuk diri sendiri harus romantis :D
Delete