Thursday, December 18, 2014

Pertemuan ke-12

Malam sempurna dengan cahaya temaran dari bulan yang setengah. Lebih sempurna lagi aku sedang ada disampingmu saat itu. Kita berdua sedang menikmati hawa malam dibawah langit yang dijubahi ribuan bintang. Bercerita, tertawa, bertukar pendapat, membuat malam makin sempurna.

Kamu bercerita banyak saat itu. Mulai dari cerita tentang studimu, tentang liburanmu minggu lalu, tentang kucingmu yang bernama Muezza. Aku hanya mendengarkan setiap ucapanmu. Dalam hati aku berucap ceritalah, hingga kau kehabisan cerita. Lalu mari kita buat cerita baru berdua.

Kemudian kamu bertanya,”Mengapa kesedihan diciptakan? Mengapa tak kebahagiaan saja agar tak ada lagi orang yang merasa sedih di dunia ini?”. Aku tersenyum. Sembari menatap matamu yang berbinar aku menjawab sebisanya.

Kebahagiaan dan kesedihan ibarat siang dan malam. Kita akan selalu menjumpainya berdampingan. Tuhan pun menciptakan kesedihan dan kebahagiaan bukan tanpa alasan. Satu alasan yang kuat adalah: kamu harus bersyukur saat salah satunya menghampirimu. Saat kamu merasa sangat bahagia, kamu harus ingat bahwa kebahagiaan yang kau dapat adalah jawaban atas doa-doa yang kau ucapkan selama ini. Maka, jika kamu sedang bahagia, bersyukurlah. Pun jika kamu sedang ditimpa kesedihan. Tetaplah bersyukur. Jadikan kesedihan sebagai jalan untuk bahagia, sebagai pupuk untuk kesabaran. Jangan jadikan sebagai alasan untuk menyerah. Karena tak ada yang abadi di dunia ini, termasuk kesedihan dan kebahagiaan.

Seketika aku menjadi seorang yang sok tahu saat itu. Kamu hanya diam sesaat setelah aku menjawab pertanyaanmu. Matamu menatap jauh ke langit malam. Kamu tahu kenapa aku bisa dengan baik menjawab pertanyaan itu? Karena saat itu aku sedang bahagia. Tuhan menjawab doaku. Duduk berdua sembari menatap matamu adalah doa yang selama ini aku pinta. Tuhan dengan baiknya mengabulkan, memberikan sedikit kesempatan untuk duduk bersama bidadari yang ia ciptakan sendiri.

Itu adalah pertemuan kita yang ke 12, tapi di dalam mimpi. Iya, semuanya hanya terjadi di dalam mimpi. Nyatanya kita tak pernah bertemu. Semua seolah-olah sangat sulit terjadi. Namun aku tetap bersyukur. Setidaknya Tuhan mendengarkan doaku sebelum tidur. Karena aku terus meminta agar engkau selalu dihadirkan dalam lelapku. Perlu juga kamu ketahui, setiap kali aku memimpikan kamu, aku selalu menuliskan ceritanya dengan baik dan detail. Aku cuma ingin kamu tahu bahwa dalam mimpi pun aku tetap mencintaimu.


Kapan sua yang sebenarnya terjadi? Aku ingin menunjukkan semua cerita pertemuan kita di dalam mimpi.
Share:

1 comment:

Tinggalkan jejak kalian disini. komen yaa :)