Thursday, June 5, 2014

Ikhlaskanlah

Pukul 2:30 sore, seorang siswa laki-laki mendatangi perempuan yang sedang duduk sendirian di dalam kelasnya. Perempuan itu tampak menangis tersedu-sedu. Wajahnya seolah layu pertanda sarat akan kesedihan.

“Kamu kenapa menangis? Apa yang membuatmu bersedih?” Lelaki itu memecah keheningan.

“Kenapa seseorang tega melepaskan orang yang sangat mencintainnya?” Sang perempuan menjawab sembari menyeka air matanya.

“Tidak ada satupun orang di dunia ini yang tega melepaskan cinta. Jika itu ada, mungkin itu karena melepaskan memang salah satu jalan yang terbaik. Percuma saja jika raga terus bersama namun hati dengan gagah ingin melepaskan”

“Tapi aku belum bisa melepaskannya. Aku sangat mencintai dia”

“Kamu seharusnya bersyukur. Dengan dia yang tega melepaskanmu, berarti dia mengizinkanmu untuk mencari orang yang lebih baik lagi dari dia. Bukankah kamu lebih baik sakit hati di awal daripada nanti setelah sekian lama bersama kamu baru disakiti? Ikhlaskanlah. Perempuan secantikmu tak pantas menangisi orang yang menyakitimu”

“Kamu tidak mengerti. Apa yang akan kamu lakukan jika berada diposisiku? Ketika cinta yang kamu harapkan menjadi penyempurna hati, ia malah menghancurkan hatimu”

“Aku akan tersenyum. Aku akan membiarkan cinta yang tidak pantas aku miliki untuk meninggalkanku. Kemudian aku akan segera bangkit dan melupakannya. Setidaknya ia memberikan pelajaran bahwa cinta sungguh bukan mainan. Ia butuh ketulusan, keikhlasan, dan kekuatan untuk saling menguatkan atau saling melepaskan”

“Aku tidak bisa melupakannya. Dia adalah manusia terbaik yang aku cintai”

“Apa yang menurutmu baik belum tentu baik menurut Tuhan. Kadang, Tuhan mengujimu melalui orang yang kamu cintai. Setelah itu, Tuhan pasti memberikanmu kebahagiaan yang berlebih. Jangan menangis. Ini yang terbaik”

“Bagaimana bisa aku tidak menangis? Sementara orang yang sedang aku tangisi kini memberikanku wejangan untuk melupakan. Mengapa kamu tega meninggalkanku?”


Perempuan itu pergi meninggalkan lelaki yang melukai hatinya.
Share:

1 comment:

  1. Kampret nih endingnya, jleb banget wakakaka, padahal ceritanya pendek dan simple, tapi alurnya gue suka, tinggal tambahin sedikit deskripsi dan narasi dari tiap percakapan dan tindakan bro, makin mantep deh hehe

    ReplyDelete

Tinggalkan jejak kalian disini. komen yaa :)